Tanpa Gelaran Pemilu, Laju Ekonomi Indonesia di Kuartal I/2025 Melambat

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat sebesar 4,87% secara tahunan (year-on-year). Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan mencapai 5,85%. Penurunan ini mengindikasikan adanya dinamika ekonomi yang perlu dicermati lebih lanjut.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa absennya pemilihan umum (Pemilu) pada kuartal pertama 2025 menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan I tahun 2024, pemerintah melakukan pengeluaran besar untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu. Namun, pada tahun 2025, tidak ada agenda Pemilu, sehingga konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38%. Sebagai perbandingan, pada kuartal I 2024, konsumsi pemerintah mencatat pertumbuhan sebesar 1,09%.

Selain faktor politik, pergeseran waktu libur panjang Idul Fitri 2025 juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. Libur Lebaran tahun ini jatuh pada 31 Maret, sehingga sebagian besar aktivitas konsumsi terkait libur Lebaran tercatat dalam kuartal II.

Meski demikian, konsumsi rumah tangga masih tumbuh 2,61 persen, didorong oleh momentum Tahun Baru, Ramadhan, dan awal Idul Fitri. Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat masih menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi, meskipun tidak sekuat periode sebelumnya yang didorong oleh adanya Pemilu.

Dari sisi produksi, sektor industri pengolahan yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB nasional tumbuh 4,55 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 4,13 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, industri pengolahan non-migas mengalami perlambatan, dari 4,64 persen menjadi 4,31 persen.

Secara keseluruhan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 pada kuartal pertama mencerminkan adanya tekanan dari faktor musiman dan transisi kebijakan. Pemerintah berharap pemulihan konsumsi dan belanja modal akan mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi pada kuartal berikutnya.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025:

  • Tidak adanya Pemilu yang menyebabkan kontraksi pada konsumsi pemerintah.
  • Pergeseran waktu libur panjang Idul Fitri ke kuartal II.
  • Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih positif.
  • Pertumbuhan sektor industri pengolahan yang lebih tinggi.
  • Perlambatan industri pengolahan non-migas.