Pemadaman Listrik di Bali Sebabkan Kerugian Puluhan Juta Rupiah Bagi Pecinta Ikan Koi

I Wayan Aris Sugiantara, seorang penggemar ikan koi di Denpasar, harus menelan pil pahit akibat pemadaman listrik yang melanda Bali pada Jumat, 2 Mei 2025. Upaya penyelamatan yang dilakukannya tak mampu menyelamatkan beberapa ikan koi kesayangannya yang berharga puluhan juta rupiah.

Aris mengungkapkan, dari sekitar 30 ekor ikan koi yang ia pelihara, lima di antaranya harus meregang nyawa akibat pemadaman listrik yang berlangsung lama. Kerugian yang ia alami diperkirakan mencapai Rp 70 juta hingga Rp 90 juta. "Saya sudah menyiapkan empat rencana darurat, tapi genset saya rusak dan listrik padam terlalu lama," ujarnya.

Menurut penuturannya, listrik padam sekitar pukul 16.00 WITA. Aris langsung bergegas menghidupkan genset, namun alat tersebut ternyata tidak berfungsi. Ia menduga, genset tersebut rusak karena lama tidak digunakan. Selanjutnya, ia mencoba menggunakan aerator ACDC dengan volume gelembung 70 persen dengan harapan dapat bertahan lebih lama, sekitar 4 hingga 7 jam.

Sempat merasa lega karena ikan-ikannya masih berenang seperti biasa hingga pukul 19.00 WITA, Aris kembali panik ketika aerator mati dan listrik tak kunjung menyala. Ia kemudian memanfaatkan air di tandon berukuran 2200 liter dan pasokan air dari PDAM untuk menjaga kualitas air di kolam koi miliknya yang berkapasitas 11 ton. Tak hanya itu, ia juga mengurangi volume air di kolam sekitar 70-80 persen dengan asumsi mengurangi kedalaman air dapat meningkatkan kadar oksigen di bagian dasar kolam.

Namun, upaya tersebut tidak sepenuhnya berhasil. Sekitar pukul 21.00 WITA, beberapa ikan koi mulai menunjukkan tanda-tanda kekurangan oksigen. Satu jam kemudian, kondisi ikan-ikan tersebut semakin memburuk. Dari delapan ikan yang pingsan, hanya tiga yang berhasil diselamatkan. Ikan-ikan yang mati adalah jenis Kujaku (85 cm), Showa (75 cm), Kohaku (70 cm), Sanke (65 cm), dan Shiro Utsuri (55 cm), yang notabene berukuran besar dan lebih rentan terhadap perubahan kondisi air.

Kelima ikan koi yang mati tersebut kemudian diberikan kepada tukang bangunannya. Aris mengaku tidak tahu apakah ikan-ikan tersebut akan dikubur atau dimasak. "Katanya sih mau dimasak. Kohaku itu dikenal yang kastanya paling tinggi," ungkapnya.

Aris menambahkan, hampir semua pecinta koi yang ia kenal mengalami nasib serupa akibat pemadaman listrik tersebut. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang dan meminta PLN untuk lebih teliti dalam perawatan sistem. Sebagai pelanggan PLN, ia mengaku selalu membayar tagihan tepat waktu. "Tidak hanya pecinta koi yang merugi, tapi semua masyarakat, apalagi teman-teman yang pekerjaan dan usahanya menggunakan internet," tegasnya.

  • Jenis Ikan Koi yang Mati:
    • Kujaku (85 cm)
    • Showa (75 cm)
    • Kohaku (70 cm)
    • Sanke (65 cm)
    • Shiro Utsuri (55 cm)