Tren Belanja Ramadan 2025: Prioritas Kebutuhan Pokok di Tengah Pelemahan Daya Beli
Tren Belanja Ramadan 2025: Fokus pada Kebutuhan Primer
Data terbaru dari Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan tren belanja masyarakat Indonesia menjelang Ramadan 2025 mengalami pelemahan yang signifikan. Nilai MSI pada satu minggu sebelum Ramadan mencapai angka 236,2, sebuah angka yang tidak lazim dan terakhir kali tercatat pada Maret 2020 di tengah merebaknya pandemi COVID-19. Pelemahan ini menunjukkan adanya perubahan perilaku konsumen yang cenderung memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dibandingkan dengan barang dan jasa non-esensial.
Penurunan MSI terlihat jelas pada sektor leisure, khususnya belanja untuk olahraga, hobi, dan hiburan. Sebaliknya, sektor restoran mengalami peningkatan signifikan dengan persentase 20,2%, diikuti oleh belanja supermarket yang naik menjadi 15,9%. Fakta ini menguatkan hipotesis bahwa masyarakat saat ini lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman.
Analisis Ahli terhadap Pergeseran Pola Konsumsi
Tauhid Ahmad, peneliti senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), memberikan analisis mendalam terkait tren ini. Ia menyatakan bahwa peningkatan belanja pada bulan Ramadan memang umumnya terkonsentrasi pada kebutuhan pokok, seperti beras, cabai, hortikultura, dan minyak goreng. Kenaikan harga komoditas tersebut, meskipun telah terjadi sedikit deflasi pada bulan Februari, tetap mendorong masyarakat untuk mengalokasikan sebagian besar anggaran belanja mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut.
Lebih lanjut, Tauhid menjelaskan bahwa prioritas belanja masyarakat pada Ramadan dan Lebaran tahun ini terbagi menjadi tiga hal utama. Pertama dan utama, adalah pemenuhan kebutuhan pokok pangan. Kedua, adalah sandang atau pakaian yang digunakan saat hari raya, meskipun kualitas dan kuantitasnya mungkin berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena masyarakat cenderung memilih barang dengan harga terjangkau. Ketiga, adalah biaya transportasi atau perjalanan mudik yang merupakan tradisi penting bagi masyarakat Indonesia.
Selain tiga prioritas utama tersebut, Tauhid juga mencatat adanya alokasi dana untuk kegiatan sosial, seperti zakat, infak, dan sedekah, sebagai bagian dari budaya beramal di bulan Ramadan. Namun, ia menekankan bahwa besaran pengeluaran untuk kegiatan sosial ini mungkin juga mengalami penurunan seiring dengan kondisi ekonomi saat ini. Secara keseluruhan, Tauhid mengamati adanya perlambatan ekonomi yang berdampak pada perilaku konsumsi masyarakat, di mana kebutuhan utama makanan tetap menjadi prioritas utama, dan kebiasaan belanja jajanan yang biasanya meningkat di bulan Ramadan juga mengalami penurunan.
Kesimpulannya, tren belanja Ramadan 2025 menunjukkan pergeseran signifikan ke arah prioritas kebutuhan pokok di tengah pelemahan daya beli masyarakat. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian lebih terhadap dampak ekonomi dan sosial dari tren ini, serta strategi yang tepat untuk menanganinya.
Prioritas Belanja Ramadan 2025:
- Kebutuhan Pokok (Makanan dan Minuman)
- Sandang (Pakaian Lebaran)
- Perjalanan Mudik/Traveling
- Zakat, Infak, dan Sedekah