Jakarta Gagas Taman Anak Sejahtera di Setiap Kecamatan: Upaya Pemutus Rantai Kemiskinan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak pra-sejahtera dengan meluncurkan program Taman Anak Sejahtera (TAS). Gubernur Jakarta, Pramono Anung, secara resmi membuka Taman Anak Sejahtera Arutala yang berlokasi di Kebon Bawang, Jakarta Utara, menandai langkah awal dari inisiatif ambisius ini. Arutala sendiri, yang diambil dari bahasa Sansekerta, mengandung makna cita-cita yang tinggi dan mulia.
Dalam acara peresmian tersebut, Pramono Anung menyampaikan harapannya agar setiap kecamatan di seluruh wilayah Jakarta memiliki setidaknya satu Taman Anak Sejahtera. Instruksi ini telah ia sampaikan kepada jajaran terkait, dengan target awal merealisasikan tiga taman serupa. Program TAS ini, yang digagas oleh Dinas Sosial, menjadi bagian penting dari program 100 hari kerja cepat (quick wins) yang dijanjikan Pramono Anung saat kampanye Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Saya sangat gembira karena hari ini ada 25 anak dari keluarga pra-sejahtera, anak-anak yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang kebutuhan sehari-harinya sepenuhnya ditanggung, termasuk makan, minum, dan pendidikan," ujar Pramono. Ia juga menceritakan pertemuannya dengan sebuah keluarga yang memiliki empat anak, di mana kedua orang tua bekerja sebagai buruh cuci dan kuli bangunan. Keluarga tersebut menaruh harapan besar pada TAS, berharap dapat menitipkan anak-anak mereka di sana dan memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.
Lebih lanjut, Pramono Anung mengusulkan agar anak-anak yang telah mengikuti program TAS dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat menerima Kartu Jakarta Pintar (KJP). Langkah ini diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Program TAS ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Daerah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jakarta, dan dukungan dari Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang beroperasi di Jakarta. Pramono Anung berharap, setelah tiga TAS yang sudah ada, jumlahnya dapat segera berkembang menjadi 44, sehingga setiap kecamatan memiliki satu taman.
Kepala Dinas Sosial, Premi Lasari, menjelaskan bahwa TAS berfungsi sebagai tempat pengasuhan dan perawatan anak (daycare). Meskipun berbeda dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TAS juga memberikan pendidikan dasar seperti membaca dan berhitung. Anak-anak yang terdaftar adalah mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu dan terdata dalam DTKS. Selain pendidikan, mereka juga mendapatkan fasilitas lain seperti makan siang dan seragam.
"Sifatnya seperti daycare. Dari pagi hingga sore, mereka mendapatkan pendidikan, belajar sambil bermain, makan, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari," jelas Premi Lasari. "Termasuk seragam. Mereka tidak mendapatkan kurikulum formal, tetapi mereka bersenang-senang di sini."
Inisiatif Taman Anak Sejahtera ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan perhatian khusus kepada anak-anak dari keluarga pra-sejahtera. Diharapkan, program ini dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan anak-anak tersebut dan membantu mereka meraih masa depan yang lebih baik.
Manfaat yang didapatkan anak-anak di Taman Anak Sejahtera:
- Pendidikan dasar (membaca, berhitung)
- Makan siang
- Seragam
- Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- Pengasuhan dan perawatan
Diharapkan program ini bisa mengurangi angka kemiskinan di DKI Jakarta. Pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan program ini.