Jakarta Luncurkan Taman Anak Sejahtera Arutala: Upaya Intervensi Dini bagi Keluarga Rentan
Pemerintah Provinsi Jakarta terus berupaya menanggulangi kemiskinan ekstrem melalui pendekatan holistik. Salah satu langkah konkret yang diwujudkan adalah peresmian Taman Anak Sejahtera (TAS) Arutala di Kelurahan Kebon Bawang, Jakarta Utara. Inisiatif ini secara khusus menyasar anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi paling rentan, memberikan mereka akses terhadap layanan pengasuhan dan pendidikan yang berkualitas sejak usia dini.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, saat meresmikan TAS Arutala, menekankan bahwa program ini dirancang untuk memutus rantai kemiskinan antar generasi. Anak-anak yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) akan mendapatkan dukungan penuh dari Pemprov Jakarta, mencakup kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, serta fasilitas pendidikan selama berada di TAS.
"Saya sangat gembira melihat 25 anak prasejahtera mendapatkan kesempatan ini. Mereka sepenuhnya ditanggung, mulai dari makan, minum, hingga kegiatan belajar sehari-hari," ujar Pramono.
Pramono berharap bahwa dengan mendapatkan pendidikan sejak usia dini, anak-anak ini akan memiliki kesempatan yang lebih baik di masa depan. Ia juga menyinggung tentang Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebagai kelanjutan dukungan pendidikan di jenjang SD dan SMP, yang diharapkan dapat membantu memotong garis ketidakberuntungan yang mungkin mereka hadapi.
Kepala Dinas Sosial Jakarta, Premi Lasari, menjelaskan bahwa TAS Arutala beroperasi dengan konsep serupa daycare. Anak-anak akan berada di TAS dari pagi hingga sore, mendapatkan layanan pendidikan, pengasuhan, makanan bergizi, serta seragam sekolah. Program ini dirancang untuk memberikan stimulasi perkembangan yang optimal bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
"Anak-anak di sini mendapatkan layanan seperti daycare, mulai dari pendidikan, bermain sambil belajar, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, hingga seragam," kata Premi.
Namun, Premi menekankan bahwa penerima manfaat program ini sangat selektif. Hanya anak-anak dari keluarga yang terdata dalam DTKS sebagai keluarga miskin ekstrem yang berhak mengikuti program TAS. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa program ini tepat sasaran dan memberikan dampak yang signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Jakarta.
TAS Arutala adalah satu dari tiga TAS yang telah disiapkan oleh Pemprov Jakarta. Gubernur Pramono Anung menargetkan agar setiap kecamatan di Jakarta memiliki setidaknya satu TAS, sebagai bagian dari program 100 hari kerja yang dicanangkannya.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya komprehensif Pemprov Jakarta dalam memerangi kemiskinan ekstrem. Dengan memberikan intervensi dini pada anak-anak dari keluarga rentan, diharapkan mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih mandiri dan berdaya saing, serta mampu keluar dari lingkaran kemiskinan.