IHSG Melonjak di Tengah Sentimen Global dan Domestik: Analisis Mendalam

markdown Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja positif pada pekan terakhir, melesat 2,05 persen ke level 6.815. Kenaikan ini diiringi dengan arus modal asing (inflow) yang masuk ke pasar reguler sebesar Rp 300,4 miliar.

Menurut Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, performa IHSG ini didorong oleh kombinasi sentimen dari dalam dan luar negeri. Enam faktor global utama yang memengaruhi pergerakan IHSG selama periode 28 April - 2 Mei 2025 adalah sebagai berikut:

  • Data Pasar Tenaga Kerja AS: Data lowongan pekerjaan (Job Openings) di AS menunjukkan penurunan signifikan, mencapai titik terendah dalam enam bulan. Hal ini mengindikasikan perusahaan lebih berhati-hati dalam merekrut tenaga kerja karena ketidakpastian ekonomi. Data Non-Farm Payroll (NPF) juga menunjukkan perlambatan penambahan pekerjaan. Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (CB Consumer Confidence) turut mengalami penurunan.
  • Klaim Pengangguran Awal (Initial Jobless Claims) AS: Jumlah klaim pengangguran awal di AS meningkat, mencapai level tertinggi sejak Februari. Hal ini semakin menguatkan sinyal pelemahan ekonomi AS.
  • Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS: Data PCE menunjukkan bahwa inflasi di AS berada dalam tren menurun, bahkan lebih rendah dari ekspektasi pasar. Kondisi ini membuka peluang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar (dovish).
  • Indeks Manufaktur ISM AS: Sektor manufaktur AS masih berada dalam fase kontraksi. Indeks utama Manufacturing PMI tercatat di bawah 50, menandakan kontraksi selama dua bulan berturut-turut.
  • Pertumbuhan Ekonomi AS (GDP): Pertumbuhan ekonomi AS terkontraksi pada kuartal I-2025. Lonjakan impor menjadi faktor utama yang menyebabkan perlambatan ini.
  • Indeks Manufaktur NBS Tiongkok: Perang dagang antara AS dan Tiongkok berdampak pada sektor manufaktur kedua negara. Indeks Manufaktur NBS Tiongkok menunjukkan penurunan signifikan dalam aktivitas industri, menandai kontraksi pertama sejak Januari.

Selain sentimen global, IHSG juga dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik, yaitu:

  • Indeks Manufaktur Indonesia: Aktivitas manufaktur Indonesia mengalami kontraksi signifikan. Penurunan ini mencerminkan pelemahan menyeluruh, ditandai dengan merosotnya output, pesanan baru, dan permintaan ekspor.
  • Tingkat Inflasi Indonesia: Inflasi Indonesia mengalami lonjakan, mencapai level tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Peningkatan ini mencerminkan normalisasi harga setelah periode deflasi. Kenaikan inflasi ini direspon positif oleh pasar.

Kombinasi sentimen global dan domestik ini memberikan gambaran kompleks terhadap pergerakan IHSG. Investor perlu mencermati perkembangan data ekonomi dan kebijakan yang akan datang untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.