Menjaga Kebugaran di Bulan Ramadan: Kisah Dua Individu yang Tetap Aktif Berolahraga
Menjaga Kebugaran di Bulan Ramadan: Kisah Dua Individu yang Tetap Aktif Berolahraga
Ramadan, bulan penuh berkah yang juga menuntut penyesuaian gaya hidup, termasuk rutinitas olahraga. Namun, bagi sebagian individu, olahraga tetap menjadi prioritas untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Dua individu, Gilang Pandutanaya (28) dan Lola Lintang Syalsabilla (26), berbagi pengalaman mereka dalam mempertahankan rutinitas olahraga di tengah ibadah puasa.
Gilang, seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, menyesuaikan jadwal olahraganya selama Ramadan. Sebelumnya rutin berolahraga lari atau bersepeda pagi hari, ia kini memindahkannya ke sore hari, dengan durasi dan intensitas yang disesuaikan. "Durasi olahraga saya kini hanya 30 menit sebelum berbuka," ujar Gilang. Jenis olahraga yang dipilih pun lebih ringan, seperti angkat beban dengan beban ringan dan jogging jarak pendek. Motivasi Gilang sederhana: menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan terhindar dari pegal-pegal yang biasa ia rasakan jika tidak berolahraga. Ia merasakan manfaat signifikan dari rutinitas ini, terutama dalam mengurangi risiko cedera otot dan menjaga stamina selama beraktivitas.
Sementara itu, Lola, yang berdomisili di Balikpapan, Kalimantan Timur, juga mempertahankan kebiasaan berolahraga meskipun dengan penyesuaian. Jika sebelum Ramadan ia berolahraga setiap hari, kini ia melakukannya minimal seminggu sekali. Jenis olahraganya beragam, mulai dari tenis lantai, lari, gym, hingga home workout, yang dilakukan di malam hari atau menjelang berbuka puasa. "Olahraga saya tidak berat, yang penting bergerak setiap harinya," kata Lola. Keputusannya untuk tetap berolahraga didorong oleh keinginan untuk menjaga kesehatan tubuhnya, terutama mengingat jadwal kerjanya yang padat dan pola makan yang kurang teratur. Ia ingin menghindari rasa bersalah karena mengabaikan kesehatan fisiknya selama Ramadan.
Pendapat Ahli
Dr. Febianto Nurmansyach, SpKO, spesialis kedokteran olahraga dari Mayapada Hospital Tangerang, menjelaskan manfaat olahraga selama Ramadan. Selain menjaga kebugaran, olahraga dapat membantu membakar lemak secara lebih efektif, terutama jika dikombinasikan dengan pengaturan pola makan yang tepat. Ia sangat menyarankan berolahraga selama puasa, khususnya bagi mereka yang menjalani program penurunan berat badan. "Lemak dibakar melalui aktivitas fisik, sementara asupan lemak dikontrol dengan puasa," jelas dr. Febianto. Ia menekankan pentingnya konsistensi dan intensitas olahraga yang tepat untuk mendapatkan manfaat kesehatan optimal, termasuk memperbaiki komposisi tubuh dan mengurangi timbunan lemak.
Kesimpulannya, menjaga kebugaran selama Ramadan bukanlah hal yang mustahil. Dengan penyesuaian waktu, durasi, dan intensitas olahraga, serta didukung pola makan yang sehat, individu dapat tetap aktif dan meraih manfaat kesehatan optimal selama bulan suci ini. Pengalaman Gilang dan Lola menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin mempertahankan gaya hidup aktif meskipun sedang berpuasa.