Prabowo Subianto Targetkan Penurunan Biaya Haji 2026 Melalui Efisiensi Penerbangan

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengumumkan rencana ambisius untuk menurunkan biaya ibadah haji pada tahun 2026. Fokus utama upaya ini adalah efisiensi dalam sektor penerbangan, yang diyakini memiliki potensi besar untuk menekan biaya secara signifikan.

Dalam pernyataannya di Bandara Soekarno-Hatta, Prabowo menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Badan Pengelola Haji dalam mencari cara-cara inovatif untuk mengurangi beban biaya bagi calon jemaah haji. Ia menekankan pentingnya meninjau seluruh aspek penerbangan, mulai dari pemilihan maskapai hingga optimalisasi rute penerbangan.

"Kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan biaya haji, dengan fokus utama pada efisiensi penerbangan," ujar Prabowo. Ia menambahkan bahwa setiap peluang untuk mengurangi biaya akan dieksplorasi secara menyeluruh.

Selain fokus pada penerbangan, Prabowo juga mengungkapkan rencananya untuk melakukan kunjungan ke Arab Saudi dalam rangka membangun perkampungan Indonesia yang lebih baik di Tanah Suci. Ia telah mengajukan permohonan audiensi dengan pemimpin Arab Saudi untuk membahas inisiatif ini.

Prabowo juga menyampaikan apresiasinya terhadap fasilitas baru di Terminal 2F Khusus Haji dan Umrah Bandara Soekarno-Hatta, yang menurutnya akan memberikan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik bagi para jemaah haji. Ia menyoroti pentingnya memberikan pelayanan yang manusiawi, terutama bagi jemaah lanjut usia dan mereka yang membutuhkan bantuan kursi roda.

Sementara itu, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan bahwa pihaknya akan berupaya mencari cara untuk mengefisienkan biaya tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Ia mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo telah menginstruksikan untuk menelusuri seluruh komponen biaya haji, mulai dari transportasi hingga akomodasi dan konsumsi.

"Tugas berat kami adalah menelusuri setiap komponen biaya haji untuk menemukan potensi efisiensi, terutama yang menyebabkan inefisiensi, tanpa mengorbankan kualitas pelayanan," kata Dahnil.

Salah satu fokus utama adalah biaya katering dan transportasi, yang diyakini masih dapat ditekan. Dahnil mencontohkan bahwa pesawat yang dicarter untuk mengangkut jemaah haji seringkali kembali ke Tanah Air dalam keadaan kosong, yang menyebabkan biaya tambahan yang harus ditanggung oleh jemaah.

Untuk mengatasi masalah ini, Badan Pengelola Haji akan menjajaki kerjasama dengan sektor pariwisata di Arab Saudi, sehingga pesawat yang kembali ke Tanah Air dapat mengangkut wisatawan dan mengurangi biaya operasional. Skema-skema inovatif seperti ini diharapkan dapat membantu menekan biaya haji secara signifikan.

Daftar Upaya Efisiensi Biaya Haji

Berikut adalah beberapa upaya yang akan dilakukan untuk mengefisienkan biaya haji:

  • Optimalisasi Penerbangan: Meninjau rute penerbangan, pemilihan maskapai, dan negosiasi harga yang lebih baik.
  • Kerjasama Sektor Pariwisata: Memanfaatkan pesawat yang kembali ke Tanah Air untuk mengangkut wisatawan.
  • Efisiensi Katering dan Akomodasi: Mencari opsi katering dan akomodasi yang lebih terjangkau tanpa mengurangi kualitas.
  • Negosiasi dengan Pihak Ketiga: Melakukan negosiasi dengan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan haji untuk mendapatkan harga yang lebih baik.
  • Pengembangan Perkampungan Indonesia: Membangun perkampungan Indonesia yang lebih efisien dan nyaman di Tanah Suci.

Dengan upaya-upaya ini, pemerintah berharap dapat menurunkan biaya haji secara signifikan pada tahun 2026, sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang dapat menunaikan ibadah haji.