Kementerian Agama Menggagas Implementasi Biometrik untuk Verifikasi Jemaah Haji di Bandara

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan antusiasmenya terhadap sistem fast track yang saat ini diterapkan dalam pemeriksaan dokumen keimigrasian calon jemaah haji oleh petugas Arab Saudi di bandara-bandara di Indonesia. Beliau mengusulkan peningkatan efisiensi dan keamanan proses verifikasi ini melalui implementasi sistem biometrik.

"Kami berharap, sejalan dengan diskusi kami dengan pihak bandara, bahwa di masa depan, sistem fast track ini akan bertransformasi menjadi mekanisme yang lebih canggih berbasis biometrik," ujar Nasaruddin seusai meresmikan terminal khusus jemaah haji dan umrah 2F di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada hari Minggu, 4 Mei 2025.

Ide utama dari penggunaan biometrik adalah untuk menghilangkan kebutuhan kehadiran fisik petugas imigrasi Saudi di bandara Indonesia. Proses pemeriksaan dan verifikasi akan dilakukan secara digital, dengan data biometrik jemaah haji yang tersimpan dan diakses oleh petugas di Arab Saudi secara real-time.

Nasaruddin mencontohkan sistem serupa yang telah berhasil diterapkan di Bandara London. Di sana, proses fast track dilakukan tanpa kehadiran petugas kedutaan atau imigrasi Saudi, melainkan sepenuhnya mengandalkan teknologi canggih.

Kementerian Agama juga berencana untuk memperluas penerapan sistem biometrik ini ke jemaah umrah. Dengan verifikasi yang lebih ketat di dalam negeri, diharapkan kasus deportasi jemaah umrah karena masalah administrasi dapat diminimalkan.

"Kami berharap, sistem ini dapat diterapkan baik untuk jemaah haji maupun umrah. Teknologi yang semakin maju memungkinkan kita untuk melakukan verifikasi dengan lebih efisien. Bagi pihak Saudi, mereka tidak perlu lagi mengerahkan petugas dalam jumlah besar ke Indonesia. Bagi kita, jika ada calon jemaah yang tidak memenuhi syarat, kita bisa mengarahkan mereka untuk memperbaiki kelengkapan administrasi sebelum keberangkatan," jelas Nasaruddin.

Keunggulan sistem biometrik ini adalah:

  • Efisiensi: Proses verifikasi menjadi lebih cepat dan otomatis.
  • Keamanan: Data biometrik memberikan lapisan keamanan tambahan dan mencegah pemalsuan identitas.
  • Kepraktisan: Mengurangi ketergantungan pada kehadiran fisik petugas imigrasi.
  • Minimalisasi Deportasi: Verifikasi yang ketat di dalam negeri dapat mengurangi kasus deportasi jemaah umrah.

Dengan implementasi sistem biometrik, Kementerian Agama berharap dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada jemaah haji dan umrah serta memastikan kelancaran proses keberangkatan dan kepulangan mereka.