Strategi Jitu Fox Logger Hadapi Perang Tarif AS-China: Fokus Domestik dan Gandeng Raksasa ERP Cloud

Perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah menciptakan ketidakpastian ekonomi global. Namun, PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF), pemilik merek GPS Tracker Fox Logger, memilih jalur yang berbeda. Alih-alih terpapar dampak negatif secara langsung, perusahaan ini justru memperkuat posisinya di pasar domestik dan menjalin kemitraan strategis untuk ekspansi digital.

CEO IOTF, Alamsyah Cheung, menjelaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah meningkatkan daya saing dan memperluas dominasi pasar di Indonesia. Strategi ini terbukti efektif dalam meredam dampak perang tarif yang berkecamuk. “Pasar kami saat ini sepenuhnya ada di dalam negeri. Justru situasi ini mengingatkan kita pentingnya memperkuat transaksi berbasis rupiah dan meminimalkan eksposur terhadap fluktuasi mata uang asing,” ujarnya.

Salah satu langkah konkret yang diambil IOTF adalah peningkatan kualitas layanan dan efisiensi internal. Perusahaan berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia melalui seleksi yang ketat dan program pelatihan yang komprehensif. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan kepada pelanggan selalu memenuhi standar tertinggi.

Selain itu, Fox Logger terus menunjukkan kinerja yang solid di pasar GPS tracker. Dengan mengutamakan kualitas layanan dan pendekatan personal kepada pelanggan, perusahaan berhasil membangun loyalitas pelanggan yang kuat. Strategi ini menghasilkan tingkat pembelian ulang yang tinggi dan memperpanjang siklus hidup pelanggan, bahkan di tengah kondisi pasar yang bergejolak.

Langkah strategis lainnya adalah kolaborasi dengan Kingdee International Software Group, perusahaan ERP Cloud terkemuka asal Tiongkok, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp100 triliun. Kemitraan ini bertujuan untuk mempercepat transformasi digital bagi pelaku usaha di Indonesia, khususnya UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

"Kingdee sudah terbukti di pasar global. Dan IOTF sendiri sudah lama terbiasa melayani pelanggan lokal dengan standar tinggi. Ketika dua kekuatan ini bertemu, kami melihat peluang besar untuk menghadirkan solusi digital yang lebih efisien dan siap menjawab kebutuhan masa depan,” kata Alamsyah.

Kemitraan ini bukan hanya sekadar aliansi teknologi, tetapi juga bagian dari visi jangka panjang IOTF dan Kingdee. Kedua perusahaan berencana untuk membangun pusat data lokal sebagai respons terhadap regulasi pemerintah terkait kedaulatan data. Pusat data ini akan menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem digital yang tangguh dan mandiri di Indonesia.

Alamsyah menekankan bahwa kemitraan dengan Kingdee adalah kesempatan berharga untuk belajar dan bertukar perspektif. “Kami sedang berlayar bersama dalam perahu yang sama. Kingdee membawa sudut pandang global, dan kami membawa pemahaman lokal. Dari sinilah kekuatan sinergi lahir,” pungkasnya.

Daftar Inisiatif Strategis IOTF:

  • Fokus pada pasar domestik untuk mengurangi dampak perang tarif.
  • Peningkatan kualitas layanan dan efisiensi internal.
  • Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia.
  • Kolaborasi dengan Kingdee untuk transformasi digital UMKM.
  • Pembangunan pusat data lokal untuk kedaulatan data.

Dengan strategi yang matang dan kemitraan yang kuat, IOTF optimis dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.