Warren Buffett Soroti Dampak Negatif Tarif Perdagangan Era Trump

Warren Buffett Kritik Kebijakan Tarif Trump

Investor kawakan Warren Buffett, tanpa secara eksplisit menyebut nama mantan Presiden AS Donald Trump, menyampaikan kritik pedas terhadap kebijakan tarif yang pernah diterapkan. Dalam rapat pemegang saham Berkshire Hathaway, Buffett menekankan bahwa perdagangan seharusnya tidak dijadikan alat peperangan.

"Perdagangan seharusnya tidak menjadi senjata," tegas Buffett, menggarisbawahi potensi bahaya dari tindakan proteksionisme. Ia berpendapat bahwa kemakmuran global justru menguntungkan semua pihak, termasuk Amerika Serikat. "Semakin makmur negara lain di dunia, itu tidak akan merugikan kita. Semakin makmur kita, dan semakin aman kita."

Buffett mengkhawatirkan bahwa kebijakan tarif dapat memicu ketegangan dan konflik yang tidak diinginkan. Menurutnya, Amerika Serikat seharusnya berupaya menjalin hubungan dagang yang saling menguntungkan dengan negara-negara lain. "Kita harus berusaha untuk berdagang dengan negara lain di dunia dan kita harus melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan dan mereka harus melakukan yang terbaik yang dapat mereka lakukan."

Komentar Buffett ini muncul setelah pemerintahan Trump memberlakukan tarif impor yang signifikan, yang sempat mengguncang pasar keuangan global. Meskipun sempat ada jeda 90 hari untuk sebagian besar kenaikan tarif, kecuali terhadap China, dampak dari kebijakan tersebut tetap terasa.

Trump mengenakan tarif yang besar terhadap barang-barang impor dari China, yang kemudian dibalas oleh China dengan tarif serupa. Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan berpotensi merusak hubungan dagang antara kedua negara.

Buffett mengingatkan bahwa kebijakan proteksionis dapat merugikan Amerika Serikat dalam jangka panjang, meskipun negara ini telah menjadi kekuatan industri terkemuka di dunia. Ia menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan negara-negara lain dan menghindari sikap yang merugikan diri sendiri.

"Menurut saya, ini adalah kesalahan besar, ketika ada 7,5 miliar orang yang tidak menyukai Anda, dan ada 300 juta orang yang bersorak-sorai tentang seberapa baik kinerja mereka. Menurut saya itu tidak benar, dan menurut saya itu tidak bijaksana," kata Buffett.

Berkshire Hathaway dalam laporan pendapatan kuartal I 2025 mengakui bahwa tarif dan peristiwa geopolitik lainnya menciptakan ketidakpastian yang cukup besar, serta tidak dapat memprediksi potensi dampak dari tarif saat ini.

Sebagai informasi tambahan, Berkshire Hathaway telah mengurangi kepemilikan sahamnya selama beberapa kuartal terakhir, menjual saham senilai lebih dari 134 miliar dollar AS pada tahun 2024. Aksi jual ini menyebabkan tumpukan uang tunai perusahaan mencapai rekor tertinggi, yaitu 347 miliar dollar AS pada akhir Maret 2025.