Bobby Nasution Pangkas Anggaran Tak Efisien, Prioritaskan Kesejahteraan Rakyat

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengambil langkah tegas dengan memangkas sejumlah anggaran yang dinilai tidak efisien dan kurang berdampak langsung pada masyarakat. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Utara.

Salah satu temuan yang menjadi sorotan adalah alokasi anggaran untuk pengadaan tusuk gigi senilai Rp 100 juta dan pembelian 15 kue tart dengan total biaya Rp 48 juta. Bobby Nasution menilai bahwa anggaran-anggaran semacam ini tidak sejalan dengan prioritas pembangunan daerah dan tidak memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat luas.

Plt Kadis Kominfo Sumut, Porman Mahulae, menjelaskan bahwa penertiban anggaran ini menyasar seluruh rencana belanja yang dianggap kurang produktif. Dana yang berhasil dihemat akan dialihkan untuk membiayai program-program yang lebih prioritas dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Beliau (Bobby) menertibkan semua belanja yang tidak efisien dan mengalihkannya ke belanja-belanja yang produktif dan berdampak langsung ke masyarakat,” kata Porman Mahulae.

Porman menambahkan bahwa usulan anggaran yang dinilai kurang tepat sasaran tersebut sebenarnya telah diajukan dan disahkan sebelum Bobby Nasution menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian agar APBD 2025 selaras dengan visi, misi, dan program-program prioritas yang telah ditetapkan oleh Gubernur.

"APBD 2025 disusun sebelum Pak Gubernur dilantik, jadi perlu diselaraskan dengan visi misi dan program-program prioritas beliau," tuturnya.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan melakukan asistensi secara menyeluruh untuk memastikan bahwa seluruh anggaran dialokasikan secara tepat sasaran. Belanja-belanja yang dinilai tidak masuk akal atau kurang relevan akan segera dicoret dari daftar pengeluaran.

Bobby Nasution juga menginstruksikan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk tidak bermain-main dengan anggaran dan memprioritaskan program-program yang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan dari APBD benar-benar memberikan manfaat yang optimal bagi rakyat Sumatera Utara.

Dengan adanya penertiban anggaran ini, diharapkan APBD Provinsi Sumatera Utara dapat difokuskan untuk menjalankan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Pemprov Sumut, yang meliputi:

  • Program Unggulan Bersekolah Gratis (PUBG)
  • Program Berobat Gratis (Probis)
  • Jaminan Kestabilan Harga Komoditi Pangan (Jaskop)
  • Digitalisasi Pelayanan Publik Cepat, Responsif, Handal, dan Solutif (CERDAS)
  • Infrastruktur Strategis Terintegrasi (Instansi)
  • Perlindungan Rakyat Melalui Restorative Justice (Prestice)

Sebelumnya, Bobby Nasution mengungkapkan bahwa ia menemukan banyak anggaran pembelian barang yang tidak masuk akal dari sejumlah dinas maupun badan di bawah naungan Pemprov Sumut. Salah satu contohnya adalah pengadaan tusuk gigi senilai Rp 100 juta. Selain itu, Badan Penghubung Pemprov Sumut juga menganggarkan pembelian 15 kue tart berukuran 60 x 40 cm dengan pagu anggaran Rp 48.750.000, yang bersumber dari APBD Sumut Kode RUP 55658358.