Kekecewaan Mendalam Kapten PSM Makassar Usai Laga Kontra PSS: Sorotan Tajam pada Kepemimpinan Wasit
Pertandingan antara PSM Makassar dan PSS Sleman pada lanjutan Liga 1, Sabtu (4/5/2025), menyisakan kekecewaan mendalam bagi kubu tim tamu. Kekalahan 1-3 yang diderita PSM Makassar diwarnai dengan sorotan tajam terhadap kepemimpinan wasit yang dianggap kontroversial. Kapten tim, Yuran Fernandes, tak mampu menyembunyikan kekecewaannya dan melontarkan kritik pedas dalam konferensi pers seusai pertandingan.
"Saya kira semua orang tahu apa yang terjadi dan apa yang dilakukan wasit," ujar Yuran dengan nada geram. Pemain bertahan asal Tanjung Verde ini bahkan menuding bahwa wasit memiliki agenda tersembunyi untuk membantu PSS Sleman meraih kemenangan. "Wasit datang ke sini dengan satu tujuan, yaitu membantu PSS," tambahnya.
Yuran menegaskan bahwa dirinya hanya mengharapkan pertandingan yang adil dan tanpa keberpihakan. Ia merasa sangat kecewa karena menilai wasit tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak menghormati kedua tim yang bertanding. Lebih lanjut, Yuran bahkan menyebut wasit tersebut tidak layak untuk memimpin pertandingan di kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia.
"Wasit tidak layak bekerja di Liga 1, saya harap dia keluar dari Liga 1 dan selesai kariernya," ungkap Yuran dengan nada tinggi. Pernyataan keras ini mencerminkan betapa besar kekecewaan dan kemarahan yang dirasakan oleh sang kapten atas kepemimpinan wasit yang dianggap merugikan timnya.
Kekecewaan serupa juga dirasakan oleh pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares. Tavares mempertanyakan sejumlah keputusan kontroversial yang diambil oleh wasit, termasuk menganulir gol Yuran di babak pertama dan tidak memberikan penalti ketika Fahrul Aditia dilanggar di kotak penalti.
"Saya kira wasit sangat berpengaruh dalam pertandingan ini," kata Tavares. Ia juga menyoroti gol ketiga PSS Sleman yang dianggapnya tidak sah karena adanya pelanggaran terhadap Syahrul Lasinari sebelum gol tercipta. Tavares bahkan mengatakan bahwa jika wasit terus-menerus membuat keputusan yang merugikan timnya, ia lebih baik mengirim tim U-18 atau U-20 untuk bertanding.
"Kalau memang begini, kenapa tidak diberi tahu sejak awal? Saya bisa kirim U-18 atau U-20 ke sini," ujar Tavares dengan nada sinis. Ia menambahkan bahwa keputusan-keputusan kontroversial wasit telah memicu emosi para pemainnya, sehingga sulit untuk berkonsentrasi pada pertandingan dan melakukan banyak kesalahan di babak kedua.
"Kami justru lebih fokus pada keputusan dan kinerja wasit ketimbang performa kami sendiri," keluh Tavares. Kekecewaan dan kritik keras yang dilontarkan oleh Yuran Fernandes dan Bernardo Tavares ini menjadi sorotan utama dalam pertandingan antara PSM Makassar dan PSS Sleman. Insiden ini kembali memunculkan perdebatan mengenai kualitas kepemimpinan wasit di sepak bola Indonesia dan pentingnya meningkatkan profesionalisme serta integritas wasit demi menciptakan pertandingan yang adil dan berkualitas.