Vatikan Siapkan Pemilihan Paus Baru, Cerobong Asap di Kapel Sistina Dipasang
Persiapan krusial tengah berlangsung di Vatikan menjelang konklaf untuk memilih Paus baru. Sebuah cerobong asap telah dipasang di atap Kapel Sistina, menandai dimulainya persiapan teknis untuk acara sakral tersebut. Cerobong asap ini bukan sekadar elemen dekoratif, melainkan simbol komunikasi tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengumumkan hasil pemilihan Paus kepada dunia.
Ketika para kardinal berkumpul di dalam Kapel Sistina untuk melakukan pemungutan suara, dunia luar akan menunggu dengan antisipasi. Asap yang keluar dari cerobong akan memberikan petunjuk tentang kemajuan konklaf. Asap hitam menandakan bahwa para kardinal belum mencapai konsensus tentang pengganti Paus Fransiskus. Sebaliknya, asap putih akan menjadi sinyal kemenangan, mengumumkan kepada umat Katolik di seluruh dunia bahwa pemimpin baru telah terpilih.
Vatikan telah mengumumkan bahwa konklaf akan dimulai pada 7 Mei 2025. Para kardinal dari seluruh dunia akan berpartisipasi dalam proses pemilihan yang khidmat ini, mengikuti tradisi yang berasal dari tahun 1878. Pemungutan suara akan berlangsung di dalam dinding Kapel Sistina, tempat para kardinal akan mencurahkan doa dan pertimbangan mereka ke dalam tugas memilih pemimpin Gereja Katolik.
Di balik persiapan ritual dan simbolis, para kardinal menghadapi tantangan dan pertimbangan penting. Kondisi keuangan Vatikan, yang telah menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir, akan menjadi agenda utama dalam diskusi mereka. Selain itu, mereka akan merenungkan warisan dan dampak kepemimpinan Paus Fransiskus, mengevaluasi pencapaian dan tantangan yang dihadapi Gereja Katolik di bawah bimbingannya.
Setiap hari konklaf, para kardinal akan melakukan dua sesi pemungutan suara. Setelah setiap pemungutan suara, surat suara akan dibakar dalam tungku khusus. Komposisi kimia dari bahan yang dibakar akan menentukan warna asap yang keluar dari cerobong.
- Jika belum ada Paus yang terpilih, surat suara dicampur dengan bahan kimia yang menghasilkan asap hitam, seperti kalium perklorat, anthracene, dan sulfur.
- Namun, begitu seorang Paus terpilih, bahan pembakaran diubah menjadi campuran yang menghasilkan asap putih, seperti kalium klorat, laktosa, dan resin kloroform.
Tradisi penggunaan asap sebagai sinyal ini memiliki sejarah yang kaya dan telah digunakan dalam banyak konklaf sebelumnya. Terakhir kali asap putih terlihat mengepul dari Kapel Sistina adalah pada 13 Maret 2013, menandakan terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio sebagai Paus Fransiskus.
Konklaf memiliki sejumlah fakta menarik yang melekat dalam sejarah Gereja Katolik, antara lain:
- Konklaf terlama terjadi pada abad ke-13, berlangsung selama 1.006 hari di Viterbo, Italia, hingga warga setempat mengunci para kardinal dalam ruangan.
- Setelah konklaf superpanjang tersebut, Paus Gregorius X menetapkan aturan bahwa jika konklaf berlangsung lebih dari tiga hari, para kardinal hanya boleh makan sekali sehari, dan jika lebih dari delapan hari, mereka hanya diberi roti, air, dan anggur (aturan ini tidak lagi berlaku).
- Paus Julius II terpilih hanya dalam hitungan jam pada 1503, sementara Paus Fransiskus terpilih pada pemungutan suara kelima dalam waktu dua hari di era modern.
- Paus Yohanes XII terpilih pada usia 18 tahun pada 955, sementara Paus Celestine III dan V terpilih saat berusia hampir 85 tahun.
- Paus Urbanus VI adalah Uskup Bari sebelum terpilih pada 1378, dan Paus tidak harus berasal dari Italia (Paus Fransiskus berasal dari Argentina, Yohanes Paulus II dari Polandia, dan Benediktus XVI dari Jerman).
- Antara 1378 dan 1417, Gereja Katolik mengalami Skisma Barat, dengan beberapa tokoh mengklaim diri sebagai Paus.
- Sebelum Domus Santa Marta dibangun pada 1996, para kardinal tidur di ranjang lipat di sekitar Kapel Sistina, yang menimbulkan masalah kebersihan dan kesehatan.
- Sejak masa Paus Gregorius X, para kardinal wajib menjalani konklaf dalam keterasingan total tanpa kontak dengan dunia luar untuk menjaga kemurnian proses pemilihan.
Saat Vatikan menyelesaikan persiapan untuk konklaf, mata dunia akan tertuju pada Kapel Sistina dan cerobong asapnya, menunggu tanda yang akan mengumumkan babak baru dalam sejarah Gereja Katolik.