Shafira Devi: Bintang Catur Muda Sleman Bersinar di Kancah Asia dan Dunia

Herfesa Shafira Devi, seorang pecatur muda berusia 16 tahun asal Sleman, Yogyakarta, telah menorehkan prestasi gemilang di dunia catur. Dengan meraih juara pertama di Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 kategori putri, Shafira kini bersiap untuk mewakili Indonesia di ajang Piala Dunia Catur 2025.

Warisan Keluarga dan Dukungan Penuh

Lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang mencintai catur, Shafira mewarisi bakat ini dari sang ayah, Erliyansah, seorang mantan atlet catur. Erliyansah mengenalkan catur kepada Shafira sejak usia dini, bukan dengan paksaan, melainkan dengan menumbuhkan rasa suka dan ketertarikan. Ia membawa Shafira melihat orang bermain catur, membiarkannya bertanya dan belajar dengan sendirinya.

"Psikologisnya dibangun supaya senang dengan catur," kata Erliyansah. "Saya bawa keliling melihat orang-orang bermain, hingga Shafira mulai bertanya, 'Itu apa, ayah?'"

Dukungan penuh dari keluarga menjadi kunci keberhasilan Shafira. Erliyansah tak hanya melatih Shafira, tetapi juga memberikan motivasi dan semangat saat ia menghadapi tantangan. Ketika Shafira merasa sedih karena kekalahan, Erliyansah selalu hadir untuk menyemangati dan meyakinkan bahwa ia telah bermain dengan baik.

Awal Karier dan Prestasi Gemilang

Shafira mulai mengikuti turnamen catur pada usia 6 tahun. Meskipun sempat mengalami keterlambatan di turnamen pertamanya, semangatnya tak pernah padam. Ia terus berlatih dan mengikuti berbagai kejuaraan, hingga akhirnya berhasil meraih juara di Kejurkab Sleman.

Sejak saat itu, prestasi Shafira terus menanjak. Ia mencatatkan sejarah di Kejuaraan Nasional dengan meraih poin sempurna, tanpa sekalipun mengalami kekalahan. Keberhasilannya di Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pecatur muda terbaik di Indonesia.

Komitmen dan Ketekunan

Untuk mencapai semua ini, Shafira memiliki komitmen dan ketekunan yang tinggi. Ia berlatih setiap hari, mengulang strategi, dan mempelajari taktik-taktik baru. Ia juga sering menonton pertandingan catur melalui laptop, bahkan rela begadang demi meningkatkan kemampuannya.

"Setiap hari ada latihan, minimal untuk mengulang strategi," ujar Erliyansah.

Membangun Catur di Sleman

Erliyansah tak hanya fokus pada perkembangan Shafira, tetapi juga berkomitmen untuk melatih anak-anak lainnya di Sleman secara gratis. Ia berharap dapat melahirkan atlet-atlet catur baru di daerahnya dan memajukan olahraga catur di Indonesia.

Melihat perjalanan Shafira, Erliyansah berharap agar putrinya terus mengembangkan kemampuannya dan menjadi inspirasi bagi pecatur muda lainnya. Ia juga berharap agar semakin banyak anak muda yang tertarik dengan catur dan meraih prestasi di bidang ini.

"Mudah-mudahan ini terus berlanjut, terus melahirkan atlet-atlet yang baru," pungkasnya.