Lion Air Terbangkan Perdana Jemaah Haji Indonesia: Sentuhan Lokal dan Tantangan Bahasa

Debut Lion Air dalam Penerbangan Haji: Antara Kebanggaan dan Tantangan Pramugari

Tahun ini menandai tonggak sejarah bagi Lion Air yang untuk pertama kalinya dipercaya melayani penerbangan haji dari Indonesia. Dua embarkasi, Padang dan Banjarmasin, menjadi titik awal perjalanan spiritual ribuan jemaah. Sebelumnya, rute penerbangan haji didominasi oleh Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Kehadiran Lion Air memberikan warna baru, dengan komitmen menghadirkan layanan yang lebih personal dan dekat dengan jemaah.

Lion Air mengambil langkah strategis dengan menugaskan putra-putri daerah sebagai awak kabin dalam penerbangan haji ini. Tujuannya adalah untuk mempermudah komunikasi, terutama dengan jemaah lansia yang mungkin kurang familiar dengan Bahasa Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih nyaman dan akrab bagi para jemaah selama penerbangan.

Eunike Lestriana, seorang pramugari asal Bengkulu, menjadi salah satu wajah yang terpilih untuk melayani jemaah haji dari Embarkasi Padang. Meskipun mayoritas jemaah berasal dari Sumatera Barat, terdapat pula 1.634 jemaah asal Bengkulu yang berangkat dari Padang. Kehadiran Eunike menjadi jembatan komunikasi yang penting, mengingat tidak semua jemaah fasih berbahasa Indonesia. Pengalamannya sejak tahun 2013 sebagai pramugari, ditambah dengan penugasan khusus ini, membuatnya merasa antusias sekaligus gugup.

Tantangan Bahasa dan Harapan Pelayanan Terbaik

Bagi Eunike, tantangan terbesar dalam melayani jemaah haji dari Embarkasi Padang terletak pada perbedaan bahasa. Bengkulu memiliki dialek yang berbeda dengan Padang, bahkan setiap kabupaten di Bengkulu memiliki aksennya sendiri. Perbedaan ini menjadi perhatian serius, mengingat komunikasi yang efektif sangat penting dalam memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah.

"Terkait bahasa, untuk Padang sedikit berbeda dengan bahasa Bengkulu. Untuk bahasa Bengkulu sendiri sebenarnya ada 9 kabupaten jadi untuk aksen dan bahasa-bahasanya itu agak sedikit berbeda," jelas Eunike. Ia mencontohkan perbedaan aksen antara wilayah utara dan selatan Bengkulu.

Meski demikian, Eunike bertekad untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para jemaah haji. Ia menyadari bahwa perjalanan haji merupakan impian yang telah lama dinantikan dan diwujudkan melalui tabungan bertahun-tahun. Oleh karena itu, ia ingin memastikan bahwa pengalaman terbang pertama mereka menjadi kenangan yang indah dan berkesan.

"Mungkin itu pengalaman pertama mereka naik pesawat, jadi kita dituntut untuk memberi pelayanan yang ekstra, karena mereka mungkin sudah dari jauh untuk menabung, untuk haji itu sendiri dan untuk naik pesawat," ujarnya.

Eunike dan seluruh tim Lion Air berkomitmen untuk menyambut jemaah dengan senyum ramah, melayani kebutuhan mereka selama penerbangan, dan memberikan perhatian penuh agar perjalanan haji mereka berjalan lancar dan berkesan. Kesabaran dan keramahan menjadi kunci utama dalam melayani para tamu Allah ini.

Lion Air berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam kelancaran ibadah haji tahun ini, dengan memberikan pelayanan terbaik dan memastikan kenyamanan serta keselamatan para jemaah selama penerbangan.