Arsitek Jadi Animator: Kisah Wahyu Denis di Balik Layar Film Animasi Jumbo

Di balik kesuksesan film animasi Jumbo, terdapat nama Wahyu Denis Kurniawan, seorang kreator visual yang memiliki latar belakang unik. Alih-alih lulusan sekolah film atau animasi, Wahyu adalah seorang sarjana Arsitektur dari Universitas Mercu Buana (UMB).

Film Jumbo, yang melibatkan sekitar 400 kreator lokal, menjadi bukti nyata bahwa talenta dan keahlian dapat datang dari berbagai disiplin ilmu. Wahyu Denis, dengan keahliannya sebagai Lighting & Compositing Artist, berhasil menghidupkan dunia imajinasi dalam film tersebut.

Ketertarikan Wahyu pada dunia animasi sudah tumbuh sejak remaja, bahkan ketika ia masih bersekolah di SMK Multimedia. Namun, keputusannya untuk melanjutkan pendidikan di bidang Arsitektur ternyata memberikan bekal berharga yang tak terduga.

"Di arsitektur, saya belajar tentang ruang, cahaya, dan bagaimana membentuk suasana. Ternyata itu semua sangat kepakai waktu kerja di animasi," ungkap Wahyu.

Pengalaman kuliah di jurusan Arsitektur memberikan Wahyu perspektif yang berbeda dalam memandang desain dan visual. Ia menemukan bahwa mata kuliah studio perancangan menjadi fondasi penting dalam melatih pola pikir konseptual. Proses merancang dari nol, melakukan riset, dan membangun ide menjadi bentuk visual, semuanya berkontribusi pada kemampuannya dalam menciptakan visual film yang memukau.

"Studio perancangan melatih saya untuk berpikir sistematis. Setiap proyek dimulai dari riset, dilanjutkan dengan eksplorasi ide, lalu ditransformasikan ke dalam visual yang utuh. Pola ini saya terapkan dalam menyusun visual film, terutama saat menciptakan mood dan atmosfer melalui lighting," jelasnya.

Dosen-dosen di Universitas Mercu Buana juga memberikan pengaruh besar dalam membentuk cara pandang Wahyu terhadap desain. Ia belajar tentang pentingnya narasi dalam desain arsitektur, yang kemudian ia aplikasikan dalam storytelling visual di dunia animasi. Kemampuan memahami ruang dan cahaya yang ia peroleh dari arsitektur menjadi senjata utama dalam pekerjaannya.

"Lighting dalam animasi bukan cuma soal terang dan gelap, tapi tentang bagaimana membuat penonton merasakan adegan. Cahaya bisa menyampaikan emosi, menunjukkan waktu, bahkan mendukung perkembangan cerita. Pemahaman ini sangat dipengaruhi oleh arsitektur," kata Wahyu.

Dalam film Jumbo, Wahyu Denis bertanggung jawab mengatur pencahayaan dan menyatukan elemen visual dari ratusan animator. Tugas yang kompleks ini membutuhkan kemampuan berpikir sistematis dan pemahaman mendalam tentang ruang visual, yang semuanya ia dapatkan dari latar belakang arsitekturnya.

Sebelum Jumbo, Wahyu juga terlibat dalam film Nussa The Movie (2021). Ia berharap dapat terus berkarya di dunia animasi dan menciptakan tontonan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki nilai edukatif dan positif bagi anak-anak Indonesia.

Pesan Wahyu bagi para mahasiswa dan lulusan baru yang masih mencari arah karir adalah untuk tidak takut lintas bidang. Ia percaya bahwa ilmu pengetahuan saling terkait, dan pengalaman apapun dapat bermanfaat jika kita mau belajar dan bereksplorasi.