Sinergi Pemerintah dan Konglomerat: Upaya Mewujudkan Hunian Layak Bagi Masyarakat Bandung

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyerukan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, khususnya para konglomerat, untuk mengatasi permasalahan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Ajakan ini disampaikan sebagai wujud komitmen untuk mewujudkan keadilan sosial, sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945.

Ara, dalam kunjungannya ke program renovasi rumah di Bandung, menekankan pentingnya kolaborasi konkret. Ia mencontohkan program renovasi 500 Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kota Bandung yang didanai sepenuhnya oleh Agung Sedayu Group melalui Yayasan Budha Suci. Inisiatif ini menjadi bukti nyata bagaimana pengusaha besar dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa bergantung pada anggaran negara.

"Program ini adalah bukti nyata bagaimana sektor swasta dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar Ara.

Target penyelesaian renovasi 500 unit rumah ini ditetapkan dalam waktu enam bulan. Ara juga menyoroti peran penting pemerintah daerah dalam mendukung kelancaran program ini. Ia mengapresiasi kepemimpinan daerah yang proaktif dan komunikatif, sehingga kolaborasi dapat terjalin dengan baik.

"Dukungan dari pemerintah daerah sangat krusial untuk memastikan program ini berjalan sukses," tambahnya.

Lebih lanjut, Ara menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto berkomitmen untuk menjalankan kebijakan perumahan yang berpihak pada masyarakat kecil. Kebijakan ini mencakup pembebasan sejumlah biaya administrasi, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dalam memiliki hunian yang layak.

Sementara itu, Sugianto Kusuma, pemilik Agung Sedayu Group, mengungkapkan bahwa program renovasi Rutilahu di Bandung merupakan proyek renovasi skala besar pertama yang dilakukan oleh Yayasan Budha Suci. Ia menjelaskan bahwa keterlibatan yayasannya dalam program ini didorong oleh keprihatinan terhadap kondisi masyarakat yang masih tinggal di hunian tidak layak. Aguan menambahkan yayasannya sudah membangun 8.000 rumah di Indonesia.

"Kami terpanggil untuk membantu sesama yang kurang beruntung," kata Aguan.

Ara berharap program serupa dapat diperluas dan menjadi bagian dari komitmen nasional dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya di Jawa Barat. Ia meyakini bahwa dengan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, tujuan tersebut dapat tercapai.