Antisipasi Gelombang Panas, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan dan Prioritaskan Ibadah Wajib

Gelombang panas diperkirakan akan menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi dengan suhu mencapai 40 derajat Celsius. Menghadapi kondisi ekstrem ini, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah mengimbau para jemaah untuk mengutamakan kesehatan dan tidak memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunah.

Wakil Kepala KKHI Madinah, Yuni Anisa, menekankan pentingnya menjaga kondisi fisik menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Beliau menyarankan agar jemaah haji tidak terlalu memforsir diri untuk mengejar ibadah sunah, melainkan fokus mempersiapkan energi untuk rangkaian ibadah wajib.

Berikut adalah beberapa tips yang diberikan oleh Yuni Anisa untuk menjaga kesehatan selama berada di Arab Saudi:

  • Istirahat Cukup: Jemaah haji dianjurkan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri mengikuti semua kegiatan. Prioritaskan energi untuk melaksanakan rukun dan wajib haji.
  • Minum Air Secara Rutin: Jemaah haji disarankan untuk minum air setiap jam, idealnya 200 cc per jam. Air putih atau minuman yang mengandung elektrolit seperti oralit sangat dianjurkan untuk mencegah dehidrasi.
  • Jaga Pola Makan: Jangan melewatkan waktu makan. Konsumsi makanan sesuai waktu yang telah ditentukan agar makanan tetap segar dan kandungan gizinya terjaga.
  • Hindari Rokok dan Asap Rokok: Hindari merokok atau berada di dekat orang yang merokok untuk mencegah iritasi saluran pernapasan.
  • Lindungi Diri dari Panas: Gunakan perlengkapan pelindung seperti payung, topi, lip balm, pelembap wajah, dan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan. Semprotkan air ke wajah secara rutin untuk mencegah mimisan dan mendinginkan tubuh.
  • Konsumsi Obat Rutin: Bagi jemaah haji yang memiliki penyakit tertentu, konsumsi obat secara rutin sesuai resep dokter, terutama bagi penderita hipertensi dan diabetes.

Yuni Anisa mengingatkan bahwa dehidrasi, kelelahan, dan paparan suhu panas dapat memicu kondisi serius seperti pingsan, infeksi saluran pernapasan, bahkan gangguan jantung dan paru-paru. Ia menekankan agar jemaah haji tidak menyepelekan cuaca panas dan segera memeriksakan diri ke KKHI jika mengalami gejala penyakit.

KKHI Madinah beroperasi 24 jam dan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, termasuk ruang gawat darurat, ruang rawat inap, ruang observasi, klinik kejiwaan, apotek, laboratorium sederhana, fasilitas radiologi, dan layanan gigi. Layanan kejiwaan menjadi salah satu fokus utama tahun ini, mengingat perubahan lingkungan yang ekstrem, kelelahan, dan terpisah dari rombongan dapat memicu gangguan mental sementara, terutama pada jemaah haji lanjut usia.

Seluruh layanan di KKHI Madinah tidak dipungut biaya bagi jemaah haji Indonesia. Yuni Anisa berharap agar jemaah haji Indonesia tidak ragu untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang telah disiapkan oleh pemerintah Indonesia untuk menjaga kesehatan mereka selama menjalankan ibadah haji.