Tragedi Pendakian Carstensz: Dua Pendaki Meninggal Dunia, Fiersa Besari Sampaikan Duka

Tragedi Pendakian Carstensz: Dua Pendaki Meninggal Akibat Hipotermia

Musisi Fiersa Besari menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya dua pendaki, Lilek Wiyayanti (59) dan Elsa Laksono (60), dalam sebuah tragedi pendakian di Puncak Carstensz, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Kedua pendaki perempuan tersebut ditemukan meninggal dunia pada Sabtu, 1 Maret 2025, diduga akibat hipotermia yang dialami selama pendakian menuju puncak gunung tertinggi di Indonesia tersebut. Fiersa, yang turut serta dalam ekspedisi tersebut, menjelaskan kronologi kejadian dan kondisi medan yang ekstrem yang dihadapi para pendaki.

Fiersa, yang mendaki bersama rekannya Furky Syahroni, menjelaskan bahwa mereka berada dalam tim terpisah dari korban. "Saya dan Furky berada dalam tim yang terdiri dari tiga orang, sedangkan Ibu Lilek dan Ibu Elsa berada dalam tim berbeda yang beranggotakan empat orang, dengan operator tur yang berbeda. Kami semua didampingi oleh pemandu gunung," tulis Fiersa melalui akun Instagram pribadinya, @fiersabesari, pada Senin, 3 Maret 2025. Ia menegaskan bahwa dirinya dan Furky dalam keadaan stabil pasca-insiden tersebut.

Medan Ekstrem dan Tantangan Pendakian Carstensz

Fiersa menekankan bahwa pendakian Gunung Carstensz memiliki tantangan yang sangat berbeda dibandingkan dengan gunung-gunung lain di Indonesia. "Gunung ini memiliki medan yang sangat terjal dan curam, dengan ketinggian 600-an meter di atas permukaan laut di basecamp, yang terletak pada ketinggian sekitar 4200 MDPL, sementara Puncak Jaya sendiri mencapai 4884 MDPL. Medan yang ekstrem ini mengharuskan para pendaki untuk terampil menggunakan peralatan tali untuk menjamin keselamatan dalam pendakian dan penurunan," papar Fiersa. Ia menambahkan bahwa pada ketinggian di atas 4000 MDPL, khususnya dalam kondisi cuaca buruk, para pendaki sangat rentan terhadap hipotermia dan tidak boleh berdiam diri terlalu lama.

Selain kedua korban, terdapat tiga pendaki lain yang sempat terjebak di area tebing. Namun, mereka berhasil dihubungi melalui handy talky (HT) dan tetap merespon hingga tim penyelamat tiba pada 1 Maret 2025. Fiersa sendiri baru mengetahui insiden tersebut setelah ia dan Furky tiba di basecamp Yello Valley pada pukul 22.48 WIT, 28 Februari 2025.

Ekspedisi Seven Summits dan Skala Pendakian

Informasi dari Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, mengungkapkan bahwa ekspedisi pendakian Gunung Carstensz yang melibatkan 20 pendaki, termasuk lima pemandu, berangkat dari Timika pada Rabu, 26 Februari 2025, pukul 07.00-09.50 WIT menggunakan helikopter. Rombongan terdiri dari tujuh pendaki Indonesia, enam pendaki asing, dua pendaki dari Taman Nasional Lorentz, dan lima pemandu berpengalaman. Ekspedisi ini merupakan bagian dari misi Seven Summits yang diselenggarakan oleh Indonesia Expeditions sebagai operator dan PT Tropis Cartenz Jaya sebagai pemegang izin pendakian.

Fiersa menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses evakuasi, khususnya seluruh kru dan pendaki yang berada di basecamp Yello Valley. Tragedi ini menyoroti pentingnya persiapan yang matang, keterampilan teknis, dan kewaspadaan yang tinggi dalam menghadapi tantangan pendakian di Gunung Carstensz, sekaligus menjadi pengingat akan betapa rawannya aktivitas pendakian di medan yang ekstrem.