Gelombang Panas dan Angin Kencang Picu Kebakaran Hutan di Yerusalem

Kebakaran hutan melanda wilayah di sekitar Yerusalem, Israel, pada akhir April, memicu kekhawatiran tentang dampak perubahan iklim dan praktik pengelolaan hutan. Api, yang melahap sekitar 20 kilometer persegi lahan, mulai berkobar pada Rabu siang di daerah perbukitan dekat kota tersebut.

Pihak berwenang Israel dengan cepat mengerahkan tim pemadam kebakaran dan sumber daya untuk mengatasi kobaran api. Meskipun kebakaran tersebut menghanguskan area yang luas, tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan rumah. Insiden ini terjadi di tengah kondisi cuaca yang tidak biasa, dengan suhu tinggi dan angin kencang mempercepat penyebaran api.

Kebakaran hutan memang bukan hal baru di Israel, terutama selama musim panas yang kering. Namun, kejadian kebakaran hebat di awal tahun ini menimbulkan pertanyaan tentang kerentanan ekosistem negara itu terhadap perubahan iklim. Pada tahun 2010, kebakaran hutan dahsyat di Israel utara menelan korban jiwa 44 orang dan menghancurkan lebih dari 48 kilometer persegi lahan.

Sejumlah faktor berkontribusi pada intensitas dan penyebaran cepat kebakaran baru-baru ini. Musim dingin yang relatif kering, diikuti oleh gelombang panas dan angin kencang yang terus berubah arah, menciptakan lingkungan yang sempurna untuk kebakaran. Selain itu, komposisi hutan Israel memainkan peran penting.

Menurut Anat Gold, Direktur Jewish National Fund di wilayah tengah Israel, kebakaran ini menjadi pengingat akan dampak perubahan iklim yang sangat nyata. Kurangnya curah hujan selama beberapa tahun terakhir telah menciptakan kondisi kering dan mudah terbakar, meningkatkan risiko kebakaran.

Sebagian besar hutan di Israel terdiri dari pohon hasil budidaya, terutama pohon pinus Eropa, bukan spesies asli wilayah tersebut. Pohon pinus, dengan kandungan resin yang tinggi dan daun seperti jarum yang mudah terbakar, sangat rentan terhadap api, terutama dalam kondisi kering dan panas. Tidak seperti tanaman asli Timur Tengah, pohon pinus ini sangat mudah terbakar.

Saat ini, sebagian besar area yang terbakar telah berhasil dipadamkan. Namun, dampak dari kebakaran ini tetap ada, dengan kebutuhan mendesak untuk mengevaluasi kembali praktik pengelolaan hutan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Presiden Israel Isaac Herzog menekankan bahwa kebakaran itu merupakan bagian dari krisis iklim dan tidak dapat diabaikan begitu saja.

Beberapa faktor utama yang berkontribusi pada penyebaran cepat kebakaran hutan:

  • Musim dingin dengan curah hujan rendah
  • Cuaca panas dan kering
  • Angin kencang dan terus berubah arah

Pemerintah Israel belum secara resmi mengumumkan penyebab kebakaran. Akan tetapi, insiden ini telah memicu diskusi tentang perlunya pendekatan yang lebih komprehensif terhadap pencegahan kebakaran hutan dan pengelolaan hutan di negara tersebut.