Festival Kopi Tarkam Angkat Pamor Kopi Lokal di Tengah Gempuran Budaya Kopi Asing

Gelaran Festival Kopi Tarkam hadir sebagai upaya mempopulerkan kopi lokal Indonesia yang kaya akan cita rasa dan tradisi di tengah dominasi budaya kopi asing. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi wadah bagi para pecinta kopi untuk menjelajahi keunikan dan keberagaman kopi dari berbagai pelosok nusantara.

Festival ini diinisiasi oleh Gastronusa, sebuah organisasi yang memiliki visi untuk mengangkat potensi kuliner Indonesia ke kancah internasional. Edwin, pendiri Gastronusa, mengungkapkan bahwa ide awal festival ini muncul dari pengalamannya berkeliling Indonesia dan melihat kekayaan kopi lokal yang belum banyak dikenal.

"Festival Kopi Tarkam itu karena perjalanan saya ke lima kota mungkin ya. Jadi, saya mikir ada sesuatu yang menarik nih tentang Indonesia yang baru kita lihat ketika kita keluar gitu," kata Edwin dalam pembukaan festival.

Istilah 'Tarkam' sendiri, yang merupakan singkatan dari 'Antar Kampung', dipilih untuk menggambarkan semangat festival ini yang ingin memperkenalkan kopi-kopi dari daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Salah satu daya tarik utama festival ini adalah kehadiran 11 tenant kopi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Masing-masing tenant membawa ciri khas dan keunikan kopi daerahnya masing-masing, mulai dari teknik pengolahan tradisional hingga penggunaan bahan-bahan lokal yang unik.

Salah satu tenant yang menarik perhatian adalah Djo Kopi dari Yogyakarta. Kedai kopi ini memadukan kopi dengan rempah dan cokelat, serta masih menggunakan tembikar tanah liat dalam proses memasaknya. Teknik ini membutuhkan keahlian khusus untuk menentukan tingkat kematangan kopi yang pas.

Tenant lain yang tak kalah menarik adalah Home of Kawa dari Sumatera Barat. Mereka menghadirkan seduhan daun kopi yang dikenal dengan nama Kawa Daun. Minuman ini diolah seperti teh dengan campuran bunga, rempah, dan berbagai jenis teh lainnya. Tradisi Kawa Daun ini telah berlangsung selama 500 tahun di kalangan suku Minang dan masih dipertahankan hingga saat ini.

Selain itu, festival ini juga menghadirkan Kopi Es Tak Kie, kedai kopi tertua di Jakarta yang menjadi bukti perpaduan budaya kopi Indonesia dan pecinan. Kedai kopi ini telah berdiri selama hampir 100 tahun dan menjadi saksi bisu perkembangan budaya kopi di Jakarta.

Festival Kopi Tarkam bukan hanya sekadar ajang untuk menikmati kopi, tetapi juga menjadi platform untuk memperkenalkan dan melestarikan kekayaan kopi lokal Indonesia. Diharapkan, festival ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi kopi lokal dan mendorong para pelaku industri kopi untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk kopi yang berkualitas.

Selain kopi, festival ini juga dimeriahkan dengan kehadiran UMKM lokal yang menawarkan berbagai produk teh dan makanan ringan lainnya. Hal ini semakin menambah daya tarik festival ini sebagai destinasi wisata kuliner yang lengkap.

Berikut daftar tenant yang berpartisipasi dalam Festival Kopi Tarkam:

  • Djo Kopi (Yogyakarta)
  • Home of Kawa (Sumatera Barat)
  • Kopi Es Tak Kie (Jakarta)
  • Dan tenant kopi lokal lainnya