Bali Kembali Terang: Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Bisnis Lokal Terungkap

Pemulihan total jaringan listrik di Bali pada Sabtu (3/5/2025), mengakhiri dampak pemadaman yang berlangsung antara dua hingga lima jam pada hari sebelumnya. Insiden ini memicu diskusi tentang kerentanan bisnis lokal terhadap gangguan infrastruktur dan kemampuan mereka untuk beradaptasi.

Pemadaman yang dimulai pada Jumat sore, segera memberikan efek domino pada berbagai sektor, khususnya bisnis ritel dan kuliner skala kecil. Tanpa sumber daya listrik cadangan yang memadai, banyak toko terpaksa menghentikan operasional mereka lebih awal, mengakibatkan penurunan pendapatan yang signifikan.

Budiman A. Sinaga, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Bali (Aprindo), menyoroti disparitas pengalaman antara bisnis yang memiliki genset dan yang tidak. Menurutnya, gerai tanpa genset mengalami penurunan omzet hingga 50% karena harus menutup toko lebih awal. Sebaliknya, toko yang memiliki genset justru mencatat peningkatan penjualan, terutama untuk barang-barang seperti lilin, senter, dan baterai, yang menjadi kebutuhan mendesak selama pemadaman.

"Kerugian signifikan dialami oleh mereka yang tidak memiliki genset. Namun, ada peningkatan penjualan untuk kategori lilin dan lampu darurat di toko-toko yang memiliki genset," ujar Budiman.

Made Arya, seorang karyawan di Warung Coconut Tree di Sanur, menggambarkan bagaimana pemadaman listrik memengaruhi operasional restoran tempatnya bekerja. Ia mengatakan bahwa restoran tersebut terpaksa tutup lebih awal karena banyak pelanggan, terutama wisatawan asing, membatalkan reservasi mereka. Akibatnya, restoran mengalami kerugian antara Rp 8 juta hingga Rp 10 juta.

"Banyak tamu yang sudah memesan, akhirnya tidak datang. Suasana menjadi panas dan tidak nyaman. Karena kami tidak memiliki genset, kami tidak dapat berjualan," kata Arya.

Di sisi lain, PLN bergerak cepat untuk mengatasi gangguan tersebut. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa dalam waktu kurang dari 12 jam, seluruh pelanggan di Bali telah kembali menikmati pasokan listrik normal.

"PLN telah memastikan bahwa pasokan listrik di Bali telah pulih 100 persen. Kami juga memprioritaskan lokasi-lokasi penting seperti rumah sakit, bandara, dan pusat-pusat keramaian," kata Darmawan.

Insiden ini menggarisbawahi pentingnya investasi dalam infrastruktur cadangan bagi bisnis lokal untuk meminimalkan kerugian akibat pemadaman listrik. Selain itu, kejadian ini menyoroti perlunya koordinasi yang lebih baik antara PLN dan pelaku bisnis untuk memberikan informasi yang akurat dan solusi yang efektif dalam menghadapi gangguan listrik di masa mendatang.

Dampak pemadaman listrik di Bali terhadap bisnis lokal:

  • Penurunan omzet bagi gerai ritel dan restoran yang tidak memiliki genset.
  • Peningkatan penjualan produk seperti lilin, baterai, dan lampu emergency di gerai yang memiliki genset.
  • Pembatalan reservasi dan penurunan jumlah pelanggan di restoran.
  • Gangguan operasional dan penutupan sementara bisnis.
  • Kerugian finansial bagi pemilik bisnis dan karyawan.