Asap Sebagai Penanda: Pemasangan Cerobong Asap di Kapel Sistina Menjelang Konklaf Pemilihan Paus

Menjelang konklaf yang akan digelar pada 7 Mei mendatang, Kapel Sistina telah dipersiapkan secara khusus, termasuk pemasangan sebuah cerobong asap unik di bagian atapnya. Kapel megah ini, yang menjadi saksi bisu berkumpulnya 135 kardinal dalam proses pemilihan pemimpin tertinggi umat Katolik, kini tertutup bagi publik demi kelancaran acara sakral tersebut.

Cerobong asap ini bukanlah bagian permanen dari arsitektur Kapel Sistina. Keberadaannya bersifat sementara dan difungsikan sebagai sarana komunikasi visual antara para kardinal di dalam kapel dengan dunia luar. Pemasangannya dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran tepat pada hari penutupan Kapel Sistina, Jumat (2/5/2025).

Secara fisik, cerobong asap ini berbentuk lonjong dengan material logam berwarna gelap, menyerupai besi berkarat. Pada bagian ujungnya terdapat penutup mirip atap rumah yang miring, berfungsi sebagai jalur keluarnya asap.

Fungsi Utama Cerobong Asap

Lalu, apa sebenarnya fungsi utama dari cerobong asap ini? Cerobong ini berfungsi sebagai media pengumuman hasil pemungutan suara pemilihan Paus kepada khalayak ramai yang berkumpul di luar. Proses pemilihan Paus sendiri dilakukan secara tertutup dan penuh kerahasiaan.

Sistem kerjanya adalah dengan membakar surat suara yang telah diisi oleh para kardinal di dalam tungku khusus. Pembakaran ini dicampur dengan bahan kimia tertentu yang menghasilkan asap berwarna. Warna asap inilah yang menjadi kode visual untuk mengkomunikasikan hasil pemungutan suara kepada dunia luar.

Cerobong asap ini terhubung langsung dengan Lapangan Santo Petrus di Vatikan, di mana ribuan orang berkumpul untuk menantikan kabar terpilihnya Paus baru. Proses pemungutan suara tidak dilakukan sekali saja, melainkan berulang kali.

Berikut adalah mekanisme pemungutan suara:

  • Hari Pertama: Satu kali pemungutan suara. Kandidat harus meraih minimal dua pertiga suara (89 suara) untuk dinyatakan menang.
  • Hari-hari Berikutnya: Dua kali pemungutan suara di pagi hari dan dua kali di sore hari.

Jika tidak ada kandidat yang mencapai kuorum pada pemungutan suara pertama di pagi hari, para kardinal akan melanjutkan ke pemungutan suara kedua, dan surat suara akan dibakar setelahnya.

Warna Asap Sebagai Penanda

Warna asap yang keluar dari cerobong memiliki arti penting:

  • Asap Hitam: Menandakan bahwa belum ada Paus yang terpilih. Surat suara dicampur dengan kalium perklorat, antrasena, dan sulfur.
  • Asap Putih: Menandakan bahwa Paus ke-267 telah terpilih. Surat suara dicampur dengan klorat, laktosa, dan resin kloroform.

Sistem komunikasi menggunakan asap ini telah digunakan selama berabad-abad. Dahulu, Vatikan menggunakan campuran jerami basah untuk menghasilkan asap putih dan Tarry Pitch (zat dari batu bara, kayu, atau minyak bumi) untuk asap hitam. Namun, karena sering terjadi kebingungan akibat warna asap yang abu-abu, Vatikan memperkenalkan sistem yang lebih modern pada tahun 2005.

Saat ini, Vatikan menggunakan campuran kalium perklorat, antrasena, dan sulfur untuk asap hitam, serta kalium klorat, laktosa, dan damar untuk asap putih.

Di dalam Kapel Sistina, terdapat dua tungku yang ditempatkan di sudut ruangan. Satu tungku digunakan untuk membakar surat suara, dan tungku lainnya untuk membakar bahan kimia. Asap dari kedua tungku tersebut kemudian dialirkan ke cerobong asap secara bersamaan.