Industri Alas Kaki AS Terancam Kolaps Akibat Tarif Impor Tinggi: Nike dkk. Ajukan Protes Keras

Industri Alas Kaki AS Bergejolak Akibat Tarif Impor yang Melambung Tinggi

Gelombang kekhawatiran melanda industri alas kaki Amerika Serikat (AS) setelah penerapan tarif impor yang signifikan oleh pemerintahan saat ini. Footwear Distributors & Retailers of America (FDRA), sebuah kelompok dagang yang mewakili sejumlah merek ternama, telah melayangkan surat terbuka kepada pemerintah, mendesak untuk segera mencabut tarif timbal balik yang dianggap memberatkan dan mengancam kelangsungan bisnis.

Surat bertanggal 29 April 2025 itu, ditandatangani oleh perwakilan dari puluhan perusahaan alas kaki terkemuka, termasuk raksasa seperti Nike, Adidas America, Skechers, Deckers Brands, Capri Holdings, Under Armour, dan VF Corp. FDRA menyoroti bahwa industri alas kaki telah lama menanggung beban tarif yang substansial, terutama untuk sepatu anak-anak yang seringkali dikenakan tarif antara 20% hingga 37,5%, bahkan lebih tinggi setelah adanya perubahan perhitungan tarif.

Kebijakan tarif yang agresif ini, yang diterapkan sebagai respons terhadap praktik perdagangan negara-negara mitra, berpotensi memicu lonjakan harga yang signifikan bagi konsumen. Sebagai contoh, tarif sebesar 145% diberlakukan untuk impor dari China pada awal April 2025. Situasi ini diperparah dengan ketidakpastian yang menghantui, membuat perusahaan-perusahaan sulit untuk membuat proyeksi keuangan yang akurat.

Adidas, misalnya, memutuskan untuk tidak menaikkan estimasi keuangan tahunan mereka di tahun 2025 meskipun kinerja kuartal pertama menunjukkan hasil yang positif. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap dampak negatif dari tarif impor AS yang sulit diprediksi. Senada dengan Adidas, Skechers juga menarik perkiraan keuangan tahunan mereka, dengan alasan kebijakan perdagangan pemerintahan saat ini yang tidak menentu dan berpotensi merugikan.

FDRA memperingatkan bahwa konsekuensi dari tarif impor yang tinggi ini bisa sangat fatal bagi industri alas kaki AS. Dalam suratnya, FDRA menyatakan bahwa ratusan bisnis terancam gulung tikar akibat kenaikan biaya yang tidak terkendali. Industri alas kaki di AS, yang sangat bergantung pada impor bahan baku dan produk jadi, menghadapi ancaman eksistensial yang nyata.

FDRA mengusulkan pendekatan yang lebih bijaksana dan terarah dalam penetapan tarif. Mereka menyarankan agar pemerintah memfokuskan tarif pada barang-barang strategis, alih-alih mengenakan tarif yang luas pada barang-barang konsumen dasar. Pendekatan ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif pada industri dan konsumen, sambil tetap mencapai tujuan kebijakan perdagangan yang diinginkan.

Berikut adalah poin-poin penting yang diangkat oleh FDRA dalam suratnya:

  • Pencabutan tarif timbal balik untuk komoditas alas kaki.
  • Pendekatan tarif yang lebih terarah, berfokus pada barang-barang strategis.
  • Pertimbangan dampak tarif terhadap bisnis dan konsumen.
  • Stabilitas dan prediktabilitas dalam kebijakan perdagangan.

Nasib industri alas kaki AS kini berada di tangan pemerintah. Keputusan yang diambil dalam beberapa minggu mendatang akan menentukan apakah industri ini dapat bertahan dari badai tarif atau harus menyerah pada tekanan ekonomi yang berat.