NJZ dan ADOR Berhadapan di Pengadilan: Perseteruan Kontrak dan Tuduhan Diskriminasi
NJZ dan ADOR Berhadapan di Pengadilan: Perseteruan Kontrak dan Tuduhan Diskriminasi
Persidangan sengketa kontrak antara grup idola NJZ (mantan NewJeans) dan agensi ADOR, anak perusahaan HYBE Corporation, telah digelar pada Jumat, 7 Maret 2025, di Pengadilan Distrik Seoul Central. Kelima anggota NJZ, Danielle, Minji, Haerin, Hyein, dan Hanni, hadir dalam persidangan tersebut, tampil dengan busana serba hitam, riasan minimalis, dan rambut tertata natural. Kehadiran mereka disambut sorotan media lokal Korea Selatan, yang mencatat pernyataan singkat para anggota terkait proses hukum yang sedang berlangsung.
Persidangan ini merupakan babak terbaru dari konflik yang bermula dari pembatalan kontrak eksklusif oleh kelima anggota NJZ pada November 2024. Langkah NJZ tersebut disusul dengan gugatan hukum dari ADOR sebulan kemudian, yang menuntut NJZ untuk tetap mematuhi kontrak dan menghentikan segala aktivitas di luar naungan agensi. Perubahan nama grup dari NewJeans menjadi NJZ semakin memperkeruh situasi, dan menjadi salah satu poin penting dalam gugatan ADOR. Pihak NJZ, melalui kuasa hukum mereka, membantah tuduhan tersebut dan mengemukakan sejumlah alasan di balik pemutusan kontrak.
Salah satu poin utama yang disoroti dalam persidangan adalah tuduhan diskriminasi yang dialami NJZ. Kuasa hukum NJZ mengungkapkan sejumlah insiden yang diklaim sebagai bukti perlakuan berbeda yang diterima NJZ dibandingkan artis HYBE lainnya. Mereka menyebutkan sejumlah kejadian, termasuk: "Permainan media HYBE yang ekstensif," "Kontroversi plagiarisme ILLIT," dan "Kerusakan hubungan kerja sama dengan Dolphiners Films." Semua insiden ini, menurut kuasa hukum, terjadi antara tahun 2023 hingga 2024, dan menunjukkan adanya perlakuan tidak adil yang hanya dialami oleh NJZ.
"Inti dari kasus ini adalah bahwa HYBE dan penggugat terus-menerus melakukan diskriminasi dan mengecualikan terdakwa, mencoba mengganti dan membuang mereka dengan kelompok lain," tegas kuasa hukum NJZ, seperti dikutip dari Korea Times pada Sabtu, 8 Maret 2025. Pernyataan ini menekankan bahwa permasalahan ini bukan sekadar sengketa kontrak, tetapi juga menyangkut tuduhan pelanggaran etika dan perlakuan tidak adil yang dialami NJZ selama berada di bawah naungan ADOR/HYBE.
Setelah persidangan, Hanni mewakili NJZ memberikan pernyataan kepada media. Mereka kembali menyoroti masalah diskriminasi dan dampak negatif yang dialami selama tahun lalu. Hanni sebelumnya telah menyampaikan kasus serupa di Majelis Nasional, terkait penganiayaan di tempat kerja, meskipun kasus tersebut akhirnya dihentikan karena kurang bukti. Minji menambahkan, "ADOR saat ini, yang mengklaim bahwa semua ketidakadilan dan diskriminasi yang saya rasakan adalah kesalahpahaman dan dapat dipulihkan jika kami kembali, hanya memperdalam luka kami. Kami meminta pengadilan untuk memahami perasaan kami." Pernyataan ini menggarisbawahi betapa mendalamnya dampak perselisihan ini bagi NJZ dan tekad mereka untuk mencari keadilan.
Persidangan ini masih berlanjut, dan keputusan pengadilan akan menentukan nasib NJZ dan masa depan hubungan mereka dengan ADOR. Kasus ini menyoroti dinamika rumit dalam industri hiburan Korea Selatan, khususnya terkait keseimbangan kekuasaan antara agensi dan artis, serta pentingnya perlindungan hak-hak artis.