Wabah Antraks Mengkhawatirkan, Thailand Laporkan Kasus Kematian Pertama dalam Beberapa Dekade
Thailand menghadapi ancaman serius kesehatan masyarakat setelah mencatat kasus kematian pertama akibat antraks dalam beberapa dekade terakhir. Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi bahwa seorang pria berusia 53 tahun meninggal dunia akibat infeksi bakteri Bacillus anthracis yang mematikan ini. Selain itu, dua kasus infeksi antraks juga telah terdeteksi, meningkatkan kekhawatiran akan potensi penyebaran penyakit yang lebih luas.
Insiden tragis ini terjadi di provinsi Mukdahan, wilayah timur laut Thailand yang berbatasan dengan Laos. Pemerintah Thailand dengan sigap mengambil tindakan untuk mengidentifikasi dan melacak individu-individu yang berpotensi terpapar bakteri antraks. Langkah ini diambil setelah diketahui bahwa ratusan orang mungkin telah melakukan kontak dengan daging yang terkontaminasi. Setidaknya 638 orang telah diidentifikasi sebagai berisiko terpapar, di mana 36 di antaranya terlibat langsung dalam proses penyembelihan hewan ternak. Sisanya merupakan konsumen yang mengonsumsi daging sapi mentah atau setengah matang, yang menjadi sumber utama penularan antraks.
Guna mencegah penyebaran infeksi yang lebih luas, semua individu yang berpotensi terpapar telah menerima antibiotik sebagai tindakan pencegahan. Kementerian Kesehatan Thailand menegaskan bahwa pemantauan ketat terus dilakukan terhadap semua orang yang mungkin melakukan kontak dengan daging yang terinfeksi. Selain itu, Departemen Peternakan Thailand juga mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah penyebaran antraks di wilayah yang terdampak. Upaya ini mencakup penerapan zona karantina seluas 5 kilometer di sekitar lokasi infeksi. Program vaksinasi juga akan segera dilaksanakan, dengan target 1.222 ekor sapi di wilayah tersebut. Vaksinasi ini bertujuan untuk melindungi hewan ternak dari infeksi antraks, meskipun saat ini belum ada laporan mengenai hewan yang menunjukkan gejala penyakit atau kematian yang tidak dapat dijelaskan.
Antraks merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, domba, dan kambing. Manusia dapat terinfeksi antraks melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui konsumsi produk hewani yang terkontaminasi, seperti daging. Meskipun antraks dapat menimbulkan komplikasi serius, penyakit ini tidak menular antarmanusia.
Kasus antraks terakhir yang dilaporkan di Thailand terjadi pada tahun 2017, di mana dua orang terinfeksi tetapi berhasil sembuh. Pada tahun 2000, tercatat 15 kasus antraks tanpa adanya laporan kematian. Kematian akibat antraks yang baru-baru ini terjadi merupakan yang pertama sejak tahun 1994, ketika tiga orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Peningkatan kasus antraks di wilayah regional juga menjadi perhatian, dengan Laos melaporkan 129 infeksi antraks, termasuk satu kematian, pada tahun lalu. Vietnam juga mengonfirmasi 13 kasus antraks pada bulan Mei 2023.
Pihak berwenang Thailand terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengidentifikasi sumber infeksi antraks. Selain itu, pengawasan yang lebih ketat akan diterapkan di daerah perbatasan untuk mencegah penyebaran penyakit lintas negara. Pemerintah Thailand berkomitmen untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengatasi wabah antraks ini.
Langkah-langkah Pencegahan:
- Hindari mengonsumsi daging mentah atau setengah matang, terutama daging sapi.
- Pastikan daging yang dikonsumsi berasal dari sumber yang terpercaya dan telah diperiksa oleh otoritas kesehatan.
- Hindari kontak langsung dengan hewan yang sakit atau mati mendadak.
- Laporkan segera kepada pihak berwenang jika menemukan hewan yang menunjukkan gejala antraks.
Dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, risiko infeksi antraks dapat diminimalkan.