Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Pelatihan Keterampilan Keliling untuk Warga

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan kompetensi warganya melalui program Mobile Training Unit (MTU), sebuah inisiatif pelatihan kerja yang menjangkau langsung komunitas-komunitas di berbagai wilayah ibu kota.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menekankan bahwa program ini merupakan salah satu prioritas utama dalam 100 hari pertama masa jabatannya. Ia berharap MTU dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh warga, terutama mereka yang sedang mencari pekerjaan.

"Program ini sangat relevan dengan kebutuhan di lapangan. Tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi warga yang belum memiliki pekerjaan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan," ujar Pramono.

MTU menawarkan berbagai pilihan pelatihan keterampilan, termasuk:

  • Tata rias
  • Menjahit
  • Desain grafis

Gubernur Pramono mengungkapkan kekagumannya terhadap pelaksanaan pelatihan yang dilakukan langsung di lingkungan tempat tinggal warga. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan tetapi juga sertifikasi yang dapat digunakan sebagai modal untuk mencari pekerjaan atau memulai usaha mandiri.

Pemprov DKI Jakarta juga berkomitmen untuk memberikan dukungan permodalan kepada peserta pelatihan yang ingin berwirausaha. Gubernur menyadari bahwa akses permodalan seringkali menjadi kendala utama bagi warga.

"Kami akan berupaya memfasilitasi permodalan dengan biaya yang terjangkau, melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau skema lainnya," jelas Pramono.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, menjelaskan bahwa program MTU ditujukan khusus bagi warga yang memiliki KTP DKI Jakarta. Mobil pelatihan ini akan berkeliling ke seluruh wilayah Jakarta dan ditempatkan di lokasi-lokasi strategis seperti Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), kantor kelurahan, dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

"Saat ini, sekitar 40 persen dari program MTU telah berjalan. Sisanya akan dilaksanakan di berbagai lokasi strategis yang membutuhkan pelatihan," kata Hari.

Antusiasme warga terhadap program ini sangat tinggi. Contohnya, di Rusunawa KS Tubun, jumlah peserta pelatihan meningkat dari 2.300 orang pada tahun 2024 menjadi 2.700 orang pada tahun ini.

Warga yang berminat mengikuti pelatihan dapat mengajukan surat permohonan melalui RT/RW, Karang Taruna, atau melalui lurah dan camat. Permohonan ini kemudian diteruskan ke Disnakertransgi untuk diproses lebih lanjut.

Setelah menerima permohonan, Pemprov akan melakukan survei dan asesmen ke lokasi. Selanjutnya, Dinas akan mengirimkan unit MTU sesuai dengan kebutuhan warga. Di KS Tubun, pelatihan tata rias menjadi yang paling diminati.

Setiap pelatihan di MTU berlangsung selama 20 hari dan seluruh proses pengajuan permohonan serta pelatihan diberikan secara gratis.