Bule Sampah: Kunci Utama Indonesia Bebas Sampah, Hilangkan Mentalitas Apatis!

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengatasi permasalahan sampah, namun tantangan utama terletak pada kurangnya motivasi dan kesadaran masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh Benedict, yang dikenal sebagai Bule Sampah, dalam acara Akademi Sekolah Lestari (ASRI) yang berkolaborasi dengan Komunitas Pilah Sampah di SMAN 78 Jakarta.

Menurutnya, keberhasilan pengelolaan sampah di Indonesia tidak hanya bergantung pada kapasitas dan kesempatan yang sudah tersedia, tetapi juga pada kemauan kuat dari setiap individu untuk berperan aktif. Ben menyoroti bahwa mentalitas 'malas' dan kurangnya kepedulian terhadap isu persampahan menjadi penghambat utama.

"Kunci utama Indonesia bersih dari sampah adalah masyarakat yang tidak malas," tegasnya. Ia mengajak masyarakat untuk tidak malas belajar, mempraktikkan pengelolaan sampah dalam keseharian, dan terus menjaga motivasi dalam memelihara lingkungan.

Ben mengkritik kecenderungan masyarakat Indonesia yang menganggap sampah hanya sebagai sisa buangan yang tidak memiliki dampak signifikan. Padahal, sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari sumber daya alam, mengancam kesehatan masyarakat, dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Kerugian ekonomi akibat sampah plastik yang mencemari laut diperkirakan mencapai 125 hingga 225 triliun rupiah per tahun, seperti yang diungkapkan oleh data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2024. Hal ini berdampak buruk pada sektor pariwisata, yang menjadi salah satu sumber pendapatan negara.

Oleh karena itu, Ben menyerukan tindakan proaktif dari masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah. Ia menekankan bahwa perubahan dapat dimulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti membawa botol minum sendiri, menggunakan tempat makan yang dapat dipakai berulang kali, dan membawa tas belanja ramah lingkungan.

"Hal-hal kecil seperti itu bisa dilakukan mulai besok. Intinya, jangan malas, jangan tidak peduli," ujarnya.

Ben mengingatkan bahwa Indonesia dulunya adalah negeri yang bersih, dan dapat kembali ke keadaan itu dengan kemauan yang kuat. Ia mengajak masyarakat untuk mencari motivasi dengan terus menggali informasi tentang pentingnya peduli terhadap sampah, misalnya dengan mengikuti inisiatif edukasi seperti yang diadakan oleh Akademi Sekolah Lestari (ASRI).

ASRI sendiri merupakan inisiatif dari Kompas Gramedia yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi mendatang dalam menghadapi isu-isu keberlanjutan. ASRI merangkul SMA/SMK sederajat di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dan berkomitmen dalam upaya keberlanjutan.

Dengan membiasakan diri untuk peduli terhadap sampah, Ben berharap usaha sederhana ini dapat membawa dampak yang signifikan bagi kebersihan negara.

Solusi Praktis dari Bule Sampah:

Bule Sampah memberikan beberapa solusi praktis yang bisa diterapkan sehari-hari:

  • Membawa botol minum sendiri
  • Menggunakan tempat makan yang bisa dipakai berulang kali
  • Membawa tas belanja sendiri yang ramah lingkungan

Tiga Tahapan Perubahan Menurut Psikologi:

Ben menjelaskan bahwa dalam pandangan psikologi, terdapat tiga tahapan penting untuk mendorong perubahan:

  • Kapasitas
  • Kesempatan
  • Motivasi (Kemauan)

Indonesia sudah memiliki kapasitas dan kesempatan untuk menjadi negara yang bersih dari limbah. Namun, masalah justru terletak pada aspek ketiga, yaitu motivasi.