Popularitas dan kesuksesan seringkali menutupi lika-liku perjalanan yang penuh tantangan. Di balik gemerlap panggung dan sorak sorai penggemar, banyak musisi Indonesia yang pernah merasakan pahitnya kesenjangan sosial. Kisah-kisah ini bukan hanya menyentuh, tetapi juga memberikan inspirasi tentang bagaimana kegigihan dan kerja keras dapat mengantarkan seseorang menuju puncak impian.

Beberapa band ternama berbagi pengalaman mereka menghadapi masa-masa sulit di awal karir:

• for Revenge: Band ini mengenang masa-masa awal mereka ketika harus berdesakan bertiga di atas motor sambil membawa peralatan musik yang berat demi bisa latihan di studio. Perjuangan ini kontras dengan kondisi mereka saat ini, di mana mereka telah mencapai kesuksesan dan tidak perlu lagi bersusah payah untuk sekadar berlatih.

  "Dulu kita kalau mau latihan ke studio musik bertiga naik motor sambil bawa alat. Gila sih, muat-muat aja karena kepepet. Tapi kalau sekarang ya sudah gak muat, alatnya sudah semakin banyak," ungkap Cimot, drummer for Revenge.

• .Feast: Band yang kini digandrungi banyak anak muda ini ternyata juga memiliki cerita kelam di masa lalu. Mereka pernah diusir dari studio musik di Depok karena tidak mampu membayar biaya sewa.

  "Kita pernah diusir di studio musik di Depok gara-gara kita kurang bayar 2 ribu, kita telat juga udah gak mau lagi kesitu takut," kata Baskara Putra, vokalis .Feast.

• Sheila On 7: Siapa yang tak kenal Sheila On 7? Band legendaris ini dikenal sebagai pemersatu bangsa dengan lagu-lagunya yang adem ayem. Namun, sebelum mencapai popularitas seperti sekarang, mereka juga pernah merasakan getirnya kesenjangan sosial. Pada awal karir, mereka hanya dibayar Rp 7 ribu saat manggung di Magelang.

Kisah-kisah ini memberikan gambaran nyata tentang perjalanan panjang yang harus ditempuh para musisi Indonesia untuk meraih kesuksesan. Kesenjangan sosial yang mereka alami menjadi motivasi untuk terus berkarya dan membuktikan bahwa kerja keras dan dedikasi akan membuahkan hasil yang manis.