Sorotan Dunia: Vatikan Bersiap untuk Konklaf, Korsel Hadapi Pemilu Dini Pasca Pemakzulan

Vatikan Bersiap Gelar Konklaf Memilih Paus Baru

Vatikan tengah bersiap menyambut konklaf, sebuah proses sakral untuk memilih pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Pekerja terlihat sibuk memasang cerobong asap di atap Kapel Sistina, Jumat (2/5/2025). Cerobong ini akan menjadi penanda bagi dunia luar, menyampaikan hasil pemungutan suara para kardinal. Asap putih akan mengumumkan terpilihnya Paus baru pengganti mendiang Paus Fransiskus, sementara asap hitam menandakan belum adanya kesepakatan.

Proses konklaf dijadwalkan akan dimulai pada 7 Mei mendatang. Pemasangan cerobong asap ini menjadi simbol dimulainya persiapan akhir, menarik perhatian global dan membangkitkan antisipasi jutaan umat Katolik di seluruh dunia. Kehadiran petugas pemadam kebakaran dalam proses instalasi menunjukkan betapa seriusnya Vatikan dalam memastikan kelancaran dan keamanan acara penting ini.

Korsel Gelar Pemilu Dini Akibat Pemakzulan Presiden

Di belahan dunia lain, Korea Selatan (Korsel) tengah bersiap menghadapi pemilihan umum (pemilu) dini setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Mantan Perdana Menteri (PM) Han Duck Soo telah mendeklarasikan diri sebagai kandidat presiden, menambah daftar tokoh politik yang bersaing untuk mengisi kekosongan kepemimpinan.

Pemilu yang dijadwalkan pada 3 Juni 2025 mendatang ini merupakan respons atas kekacauan politik yang melanda Korsel. Yoon dimakzulkan setelah memberlakukan keadaan darurat militer singkat pada bulan Desember lalu, sebuah keputusan yang memicu demonstrasi dan ketidakstabilan politik berkepanjangan.

Situasi politik semakin memanas setelah pengadilan memerintahkan persidangan ulang terhadap salah satu kandidat presiden terkemuka atas dugaan pelanggaran undang-undang pemilu. Pengunduran diri dua tokoh penting pemerintahan, termasuk Han Duck Soo, semakin memperkeruh suasana dan menambah ketidakpastian politik di negara tersebut.

Pemilu ini akan menjadi penentu arah Korsel di masa depan, di tengah tantangan ekonomi dan politik yang kompleks. Masyarakat Korsel berharap pemimpin baru dapat membawa stabilitas dan persatuan bagi negara mereka.