Mengenal Perbedaan Gejala Serangan Jantung Ringan dan Fatal: Panduan dari Dokter Spesialis

Fenomena kematian mendadak yang terjadi di tengah aktivitas normal, seringkali dikaitkan dengan serangan jantung, telah menjadi perhatian publik. Dr. Makhyan Jibril Al Farabi, Sp.JP, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah, memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara serangan jantung biasa dan serangan jantung yang berpotensi mematikan.

Serangan Jantung: Penyebab Kematian Mendadak

Menurut Dr. Jibril, serangan jantung merupakan penyebab utama kematian mendadak, terutama bila tidak segera ditangani. Kondisi ini bisa berakibat fatal apabila menyebabkan henti jantung mendadak. Pada saat itu, jantung berhenti berdetak, menghentikan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya. Serangan jantung umumnya terjadi akibat penyumbatan aliran darah ke otot jantung, yang disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol pada pembuluh darah koroner. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua serangan jantung berujung pada kematian.

Gejala Serangan Jantung Biasa

Pada serangan jantung yang tidak mematikan, pasien umumnya tetap sadar dan mengalami sejumlah gejala khas, seperti:

  • Nyeri dada di sisi kiri yang menjalar ke lengan atau rahang.
  • Keringat dingin.
  • Mual atau sesak napas.
  • Tubuh terasa lemas.

Serangan Jantung Mematikan dan Aritmia

Serangan jantung yang menyebabkan kematian mendadak seringkali disebabkan oleh aritmia berat, yaitu gangguan irama listrik jantung yang menyebabkan jantung bergetar tanpa memompa darah secara efektif. Kondisi ini dikenal sebagai fibrilasi ventrikel, yang merupakan penyebab paling umum dari henti jantung mendadak.

Tanda Peringatan Serangan Jantung Berat

Beberapa tanda peringatan yang perlu diwaspadai sebelum serangan jantung berat meliputi:

  • Nyeri dada mendadak saat melakukan aktivitas sedang hingga berat.
  • Napas terasa sangat pendek bahkan saat melakukan aktivitas ringan.
  • Detak jantung terasa sangat cepat atau tidak teratur.
  • Pingsan mendadak, terkadang disertai kejang.
  • Rasa berdebar (palpitasi) tanpa sebab yang jelas.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti usia di atas 50 tahun, hipertensi, diabetes, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pentingnya Penanganan Cepat

Kematian mendadak akibat serangan jantung dapat dicegah jika pertolongan pertama diberikan dalam waktu kurang dari lima menit. Periode emas (golden period) untuk menyelamatkan nyawa hanya berlangsung selama 3-5 menit. Setelah itu, otak mulai mengalami kerusakan akibat kekurangan oksigen. Tindakan seperti CPR (resusitasi jantung paru) dan penggunaan AED (alat kejut jantung otomatis) sangat krusial dalam situasi ini. Sayangnya, kesadaran masyarakat mengenai hal ini masih perlu ditingkatkan.

Kapan Sebaiknya Melakukan Screening Jantung?

Dr. Jibril menyarankan agar pemeriksaan jantung tidak ditunda hingga munculnya gejala. Screening jantung direkomendasikan bagi individu dengan kriteria berikut:

  • Usia di atas 40 tahun.
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
  • Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, atau perokok aktif.

Beberapa tes yang dapat dilakukan meliputi EKG (rekam jantung), tes treadmill, dan CT scan jantung jika tersedia.

Gaya Hidup Sehat untuk Pencegahan

Selain deteksi dini, langkah pencegahan terbaik tetap berasal dari gaya hidup sehat, yang meliputi:

  • Mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak jenuh.
  • Berhenti merokok.
  • Rutin berolahraga ringan hingga sedang.
  • Mengelola stres.
  • Menjaga berat badan ideal.

Penting untuk memulai pencegahan sejak usia muda, karena penumpukan plak di pembuluh darah dapat dimulai sejak usia 30-an.