Indonesia Targetkan Pembangunan PLTN 10 GW Sebagai Bagian dari Ekspansi Energi Terbarukan

Indonesia berencana untuk melakukan ekspansi besar dalam sektor energi baru dan terbarukan (EBT) hingga tahun 2040, termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan total kapasitas 10 giga watt (GW). Rencana ambisius ini diungkapkan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan, Hashim Djojohadikusumo, dalam sebuah wawancara di New York.

Menurut Hashim, kontrak pengembangan PLTN ini diharapkan akan diberikan dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Pembangunan PLTN merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk menambah kapasitas listrik sebesar 103 GW pada tahun 2040. Selain nuklir, penambahan kapasitas juga akan berasal dari:

  • Tenaga surya
  • Angin
  • Panas bumi
  • Biomassa
  • Gas

Saat ini, kapasitas daya listrik terpasang di Indonesia mencapai sekitar 90 GW, dengan mayoritas masih berasal dari batu bara. Kontribusi energi terbarukan masih relatif kecil, yaitu kurang dari 15 GW, dan Indonesia belum memiliki PLTN.

Beberapa perusahaan nuklir internasional telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam proyek ini. Diantaranya adalah Rosatom (Rusia), China National Nuclear Corporation, Rolls Royce (Inggris), EDF (Prancis), dan NuScale Power Corporation (AS). Pemerintah Indonesia membuka peluang investasi bersama dengan lembaga seperti Danantara.

Lokasi pembangunan PLTN masih dalam tahap pertimbangan. Pemilihan lokasi menjadi isu sensitif karena Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, wilayah dengan aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi. Meski demikian, wilayah barat Indonesia dinilai cocok untuk PLTN tunggal berkapasitas sekitar 1 GW, sementara wilayah timur lebih ideal untuk PLTN modular kecil terapung dengan kapasitas hingga 700 megawatt (MW).

Hashim menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melakukan penghentian total penggunaan energi fosil secara tiba-tiba. Namun, pengurangan penggunaan energi fosil akan dilakukan secara bertahap seiring dengan pengembangan EBT. Rencana ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mencapai target energi bersih dan mengurangi emisi karbon, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi dan pasokan energi nasional.