Pengorbanan Pemandu Wisata di Kashmir: Lindungi Turis dengan Nyawa Sendiri dalam Serangan Brutal

Tragedi berdarah mengguncang kawasan wisata Pahalgam, Kashmir, di mana seorang pemandu wisata bernama Syed Adil Shah mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi sekelompok wisatawan dari serangan bersenjata yang mematikan. Aksi heroiknya menjadi secercah harapan di tengah kekacauan dan duka yang mendalam.

Pada tanggal 22 April, Shah, yang juga berprofesi sebagai penunggang kuda, tengah mendampingi rombongan turis menikmati keindahan padang rumput hijau di lereng Himalaya. Setelah tiga hari diguyur hujan, cuaca cerah menjanjikan hari yang menyenangkan. Namun, kebahagiaan itu sirna seketika ketika sekelompok pria bersenjata tiba-tiba muncul dan melepaskan tembakan ke arah kerumunan.

Dalam situasi yang panik, Shah tanpa ragu bertindak cepat. Saksi mata melaporkan bahwa ia berusaha melindungi para wisatawan yang bersamanya dengan menjadi tameng hidup. Ia bahkan terlibat perkelahian fisik dengan salah satu pelaku sebelum akhirnya tertembak. Shah menjadi satu-satunya warga Kashmir yang tewas dalam serangan yang merenggut total 26 nyawa, sebagian besar adalah wisatawan Hindu asal India dan seorang turis Nepal.

Ayah Shah, Syed Haidar Shah, mengungkapkan kebanggaannya atas tindakan putranya. "Saya bangga pada anak saya. Ia menunjukkan kemanusiaannya di tengah kebrutalan," ujarnya dengan suara bergetar. "Dia tahu mana yang benar dan salah, dan memilih bertindak, meski nyawanya menjadi taruhannya."

Adik kandung Shah, Naushad Hussain, menceritakan kepanikan yang dialaminya setelah mendengar kabar penembakan. Ia segera berusaha menghubungi kakaknya, namun tidak berhasil. Dengan perasaan cemas, Hussain bergegas menuju rumah sakit terdekat.

"Saya tidak diizinkan masuk ke ruang jenazah. Tetapi seorang wisatawan perempuan di luar rumah sakit mengatakan bahwa seorang pria lokal menyelamatkannya sebelum tertembak. Saya langsung tahu itu mungkin kakak saya," kata Hussain.

Beberapa jam kemudian, Hussain mengikuti ambulans yang membawa jenazah ke Srinagar. Di sanalah ia akhirnya menemukan jasad kakaknya. Luka tembak di leher dan dada, serta memar di tangan dan pergelangan, menjadi bukti perjuangan terakhir Shah untuk melindungi orang lain.

Kepolisian India mengidentifikasi kelompok bersenjata tersebut sebagai anggota Lashkar-e-Taiba (LeT), sebuah kelompok militan yang berbasis di Pakistan dan telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh PBB. Serangan ini menjadi insiden paling mematikan terhadap warga sipil di Kashmir dalam 25 tahun terakhir. Saksi mata mengungkapkan bahwa para penyerang sempat memisahkan laki-laki, menanyai agama mereka, dan bahkan meminta beberapa orang untuk melafalkan syahadat. Mereka yang tidak mampu melakukannya langsung ditembak mati.

Di tengah meningkatnya ketegangan dan retorika politik, kisah Adil Shah dipandang sebagai simbol persatuan dan keberanian. Tindakannya telah menginspirasi banyak orang dan menyoroti pentingnya nilai-nilai kemanusiaan di tengah konflik dan kekerasan.

Meski keluarga Shah masih diselimuti duka mendalam, mereka merasa bangga atas pengorbanan yang telah dilakukan Adil Shah. "Kami tahu kami tidak sendirian dalam kehilangan," ujar sang ayah. "Tapi kami percaya, pengorbanannya menunjukkan sisi terbaik dari kemanusiaan."

Aksi heroik Syed Adil Shah akan selalu dikenang sebagai contoh keberanian dan kemanusiaan di tengah tragedi. Pengorbanannya menjadi pengingat akan pentingnya melindungi dan membantu sesama, bahkan dengan risiko nyawa sendiri.