TNI AD dan Pemprov Jabar Sinergi Gelar Pendidikan Karakter bagi Siswa Bermasalah, Bukan Pelatihan Militer
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) untuk menyelenggarakan program pendidikan karakter, disiplin, dan bela negara yang dikhususkan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengalami masalah perilaku. Program ini secara resmi dimulai pada hari ini, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, dan dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yaitu Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi di Bandung dan Markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1 Kostrad di Purwakarta.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana, menegaskan bahwa inisiatif ini bukanlah pendidikan militer atau bergaya militer, melainkan sebuah program pembentukan karakter yang menggunakan pendekatan personal dan kelompok melalui bimbingan serta pengasuhan. Wahyu menjelaskan bahwa materi yang diberikan kepada para siswa mencakup kurikulum sekolah pada umumnya, seperti kegiatan belajar di kelas, bimbingan konseling, pelatihan baris-berbaris, pemberian motivasi, penyuluhan tentang bahaya narkoba, materi bela negara, serta kegiatan outbound dan permainan kelompok.
Program ini menyasar siswa-siswi dengan "kriteria khusus," yakni mereka yang memiliki permasalahan kepribadian atau perilaku menyimpang, bukan mereka yang terlibat dalam tindak pidana. Keikutsertaan dalam program ini bersifat sukarela, di mana orang tua siswa mendaftarkan anak mereka dan menandatangani perjanjian tertulis yang menyatakan kesediaan untuk mengikuti seluruh rangkaian pendidikan.
Menurut data yang ada, sekitar 80 siswa mengikuti program di Rindam III/Siliwangi, sementara 40 siswa lainnya mengikuti program di Resimen Armed 1 Purwakarta. Tenaga pendidik yang terlibat dalam program ini berasal dari berbagai instansi, termasuk TNI AD, Polri, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), serta para ahli di bidangnya masing-masing.
Seluruh biaya penyelenggaraan program ini ditanggung oleh Pemprov Jawa Barat dan pemerintah daerah setempat. Para peserta mendapatkan fasilitas berupa makan sehat, perlengkapan pribadi, pakaian seragam, dan alat tulis secara gratis. Fasilitas yang digunakan adalah fasilitas yang tersedia di markas militer, seperti barak-barak prajurit yang tidak digunakan untuk aktivitas militer, serta fasilitas pendukung lainnya yang tersedia di satuan.
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk membentuk kembali karakter siswa agar memiliki sikap disiplin, tangguh, pantang menyerah, serta memiliki semangat kebangsaan dan jiwa bela negara. Ia mengajak seluruh pihak untuk mendukung upaya pembinaan generasi muda sebagai bagian dari kontribusi menuju Indonesia Emas. Evaluasi terhadap program ini akan dilakukan secara berkala, baik selama pendidikan berlangsung maupun setelahnya.