Optimisme Pemerintah Dorong Produksi Migas Nasional Mencapai Target 1 Juta Barel di Tahun 2030
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan keyakinannya terhadap pencapaian target ambisius produksi minyak dan gas bumi (migas) sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) pada tahun 2030. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan kerja ke fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam dan Eni Indonesia, yang berlokasi di Senipah, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Rabu, 30 April 2025.
Dalam kunjungannya, Bahlil menegaskan bahwa Kementerian ESDM tidak berencana merevisi target produksi migas yang telah ditetapkan. Meskipun mengakui target tersebut tergolong menantang, ia menekankan komitmennya sebagai bagian dari pemerintahan untuk mewujudkan arahan Presiden. Menurutnya, target ini selaras dengan Master Plan Produksi Migas Nasional dan akan diupayakan semaksimal mungkin.
"Kita diperintahkan bapak Presiden target kita harus 900 ribu hingga 1 Juta barel maka sebagai prajurit sebagai pembantu jangan menyerah sebelum bertarung," tegas Bahlil.
Saat ini, lifting minyak Indonesia berada di kisaran 580 ribu barel per hari, sementara target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 adalah 605 ribu barel per hari. Bahlil optimis bahwa realisasi produksi migas nasional akan mampu mencapai, bahkan melampaui, target yang telah ditetapkan dalam APBN.
Guna mencapai target produksi yang ambisius ini, Menteri ESDM menekankan perlunya strategi yang komprehensif. Upaya peningkatan produksi tidak boleh hanya bergantung pada pengembangan lapangan-lapangan migas baru, tetapi juga harus berfokus pada optimalisasi sumur-sumur tua yang saat ini tidak beroperasi secara maksimal atau idle well. Pemerintah meyakini bahwa dengan penerapan teknologi yang tepat, seperti Enhanced Oil Recovery (EOR), sumur-sumur tua tersebut memiliki potensi untuk meningkatkan produksi secara signifikan.
Bahlil juga menambahkan bahwa pemerintah akan terus mendorong investasi di sektor migas, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mendukung upaya peningkatan produksi. Insentif dan regulasi yang kondusif akan terus diupayakan untuk menarik minat investor dan mempercepat pengembangan lapangan-lapangan migas yang potensial.
Berikut adalah poin-poin penting dari pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia:
- Target produksi migas 1 juta barel per hari pada tahun 2030 tetap menjadi prioritas.
- Kementerian ESDM tidak akan merevisi target tersebut.
- Optimalisasi sumur-sumur tua menjadi fokus utama selain pengembangan lapangan baru.
- Penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) akan diperluas.
- Pemerintah akan terus mendorong investasi di sektor migas.