Ibunda di Purwakarta Pilih Pendidikan Militer untuk Anaknya Gara-Gara Unggahan TikTok

Pendidikan Militer sebagai Solusi Kenakalan Remaja: Kasus Unik di Purwakarta

Di tengah maraknya permasalahan kenakalan remaja, sebuah solusi unik muncul di Purwakarta, Jawa Barat. Seorang ibu memutuskan untuk menitipkan anaknya dalam program pendidikan militer yang diinisiasi oleh tokoh masyarakat setempat, bukan karena terlibat tawuran atau tindak kriminal lainnya, melainkan karena unggahan foto di media sosial TikTok.

Peristiwa ini terungkap saat kunjungan ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, di Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari. Saat itu, sedang berlangsung pertemuan dengan para orang tua siswa yang akan mengikuti program pendidikan militer. Program ini sendiri merupakan bagian dari upaya pembinaan siswa yang dianggap bermasalah, dengan latar belakang beragam.

Dalam dialog yang terjadi, seorang ibu secara terbuka mengungkapkan alasannya mendaftarkan anaknya. Menurutnya, unggahan foto bersama seorang teman perempuan di TikTok menjadi pemicu kekhawatiran akan dampak negatif yang mungkin timbul. Ia berharap, dengan mengikuti pendidikan militer, anaknya dapat belajar disiplin dan bertanggung jawab, serta terhindar dari pengaruh buruk media sosial.

Inisiatif ini menjadi menarik karena menunjukkan pendekatan yang berbeda dalam menangani permasalahan remaja. Pendidikan militer, yang biasanya identik dengan kedisiplinan dan ketertiban, diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang timbul akibat penggunaan media sosial yang tidak bijak.

Detail Program Pendidikan Militer

Program pendidikan militer ini dirancang dengan sistem yang ketat. Para siswa akan mengikuti rutinitas harian yang terstruktur, mulai dari bangun pagi, sholat subuh, olahraga, hingga pembelajaran formal. Asupan makanan dan kebutuhan dasar lainnya akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyelenggara. Orang tua juga tidak diperkenankan memberikan uang saku, handphone, ataupun menjenguk dalam jangka waktu tertentu.

Program ini akan berlangsung di lingkungan Resimen Armed 1 Sthira Yudha. Dengan demikian, diharapkan para siswa dapat merasakan langsung atmosfer kedisiplinan militer dan termotivasi untuk berubah menjadi lebih baik.

Reaksi para orang tua terhadap program ini pun beragam. Sebagian merasa terbantu karena sudah tidak sanggup lagi membimbing anak-anak mereka di rumah. Faktor keluarga yang tidak utuh, seperti perceraian atau meninggalnya salah satu orang tua, menjadi salah satu penyebabnya.

Inisiatif ini menuai perhatian karena dianggap sebagai pendekatan yang tidak konvensional dalam menangani kenakalan remaja. Pendidikan militer, yang biasanya dihubungkan dengan pembentukan karakter dan kedisiplinan, kini menjadi alternatif solusi bagi permasalahan yang kompleks di era digital.