Asal Usul Kucing Peliharaan Modern Tertuju pada Peran Mesir Kuno

Jejak Kucing Peliharaan Menuju Peradaban Mesir Kuno

Kucing, hewan peliharaan populer di seluruh dunia, menyimpan misteri asal usul yang kini semakin terkuak. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa kucing rumahan modern memiliki hubungan erat dengan praktik dan budaya di Mesir Kuno. Temuan arkeologis dan analisis genetik memberikan petunjuk penting mengenai domestikasi kucing dan penyebarannya ke berbagai belahan dunia.

Bukti Arkeologis dan Ritual Pengorbanan

Penemuan artefak ritual pengorbanan di Mesir Kuno menjadi salah satu bukti penting yang mengarah pada peran signifikan bangsa Mesir dalam domestikasi kucing liar. Mumi kucing, bersama dengan hewan lain seperti burung elang, buaya, dan burung ibis, ditemukan sebagai bagian dari persembahan untuk dewa-dewi. Praktik mumifikasi hewan menunjukkan bahwa kucing memiliki nilai khusus dalam kepercayaan dan ritual keagamaan masyarakat Mesir Kuno.

Teori Alternatif dan Bukti Genetik

Sebelumnya, terdapat teori yang menyatakan bahwa kucing mulai dipelihara pada zaman Neolitikum di Eropa, dengan bukti berupa makam berusia 9.500 tahun di Cyprus yang berisi sisa-sisa manusia dan kucing. Namun, analisis morfologi dan DNA kucing purba tersebut kurang mendukung teori ini. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa kucing modern lebih mirip dengan kucing liar Afrika (Felis lybica) dibandingkan dengan kucing liar Eropa (Felis silvestris).

Peran Kucing Liar Afrika

Kemiripan genetik antara kucing modern dan kucing liar Afrika semakin memperkuat teori bahwa kucing peliharaan berasal dari wilayah Afrika Utara, khususnya Mesir Kuno. Pakar paleogenetika Marco De Martino dari University of Rome Tor Vergata menyatakan bahwa kucing liar Afrika kemungkinan besar adalah nenek moyang dari kucing rumahan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kucing domestik tidak berasal dari Neolitikum atau wilayah Fertile Crescent (Lembah Sungai Eufrat-Tigris), melainkan ribuan tahun kemudian dari Afrika Utara.

Gelombang Penyebaran Kucing

Uji genetika juga mengungkapkan bahwa terdapat dua gelombang penyebaran kucing ke wilayah Mediterania. Gelombang pertama terjadi sekitar 1.000 tahun SM, diikuti oleh gelombang kedua yang menghasilkan kucing peliharaan modern. Bahkan, diperkirakan bahwa kucing baru mencapai China pada abad ke-8 Masehi.

Keterbatasan Data dan Penelitian Lanjutan

Meskipun bukti-bukti yang ada semakin mengarah pada peran Mesir Kuno dalam domestikasi kucing, De Martino menekankan bahwa data genome kucing Mesir Kuno masih terbatas. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak diperlukan untuk menguji hipotesis ini secara lebih komprehensif.

Ritual Keagamaan dan Pemeliharaan Hewan

Sean Doherty dan timnya dari Universitas Exeter Inggris menjelaskan bahwa ritual keagamaan di zaman kuno seringkali memicu kebudayaan memelihara hewan. Contohnya, pemeliharaan rusa terkait dengan penyembahan Dewa Artemis dan Dewi Diana, sedangkan pemeliharaan ayam terkait dengan Dewa Merkurius dan Mithras. Dewi Bastet dari Mesir Kuno, yang digambarkan dengan kepala kucing liar Afrika, menjadi simbol penting yang menunjukkan hubungan erat antara kucing dan kepercayaan masyarakat Mesir Kuno. Peningkatan ritual pengorbanan kucing, dengan jutaan kucing liar dipersembahkan sebagai sesajen untuk dewa-dewa, semakin memperkuat peran kucing dalam kehidupan spiritual bangsa Mesir Kuno.