Ekspor Produk Perikanan Indonesia ke Jepang Tembus Rp 3,18 Triliun di Semester Pertama 2024
Ekspor Produk Perikanan Indonesia ke Jepang Tembus Rp 3,18 Triliun di Semester Pertama 2024
Ekspor produk perikanan Indonesia ke Jepang mencatatkan kinerja positif pada semester pertama tahun 2024, mencapai angka yang signifikan yaitu 194,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp 3,18 triliun. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis, 6 Maret 2025, yang menunjukkan dominasi produk perikanan dalam nilai ekspor tersebut. Meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2023, capaian ini tetap mengukuhkan posisi Jepang sebagai pasar utama bagi produk perikanan Indonesia.
Penurunan nilai ekspor dari 112 juta dolar AS (sekitar Rp 1,829 triliun) pada tahun 2023 menjadi 93,4 juta dolar AS (sekitar Rp 1,525 triliun) pada tahun 2024 di kategori ikan, krustasea, dan moluska patut dicermati. Namun, perlu dianalisis lebih lanjut faktor penyebab penurunan tersebut, apakah karena fluktuasi harga pasar internasional, perubahan permintaan, atau kendala logistik. Data ekspor ini dikumpulkan berdasarkan pengiriman melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan Pelabuhan Tanjung Emas, Jawa Tengah, yang menjadi pintu gerbang utama ekspor produk perikanan Indonesia.
Selain produk perikanan yang mendominasi, komoditas lain seperti kopi, teh, dan sejenisnya juga turut menyumbang nilai ekspor ke Jepang, mencapai 13,3 juta dolar AS (sekitar Rp 217,2 miliar) pada tahun 2024 melalui kedua pelabuhan tersebut. Hal ini menunjukkan diversifikasi produk ekspor Indonesia ke Jepang yang cukup beragam dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Lebih jauh, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat Jepang sebagai salah satu pasar utama ekspor perikanan Indonesia, terutama tuna dan cakalang. Posisi Jepang sebagai importir tuna dan cakalang terbesar kedua di dunia, dengan nilai impor mencapai 2,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 35,93 triliun) atau 13 persen dari total impor global pada tahun 2022, semakin memperkuat potensi pasar ini bagi Indonesia. Hal ini memberikan peluang besar bagi peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia di masa mendatang.
Kontribusi Indonesia terhadap industri makanan dan produk turunan di Jepang juga patut diapresiasi. Duta Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo melaporkan bahwa berbagai bahan baku makanan tradisional Jepang, seperti tobiko (telur ikan terbang) untuk sushi dan unagi (sidat), berasal dari Indonesia. Indonesia bahkan menjadi salah satu pengekspor utama tobiko. Lebih lanjut, rumput laut Indonesia juga diproses menjadi berbagai produk turunan, mulai dari kosmetik dan farmasi hingga tekstil. Kualitas produk perikanan Indonesia yang mampu menembus pasar internasional ini membuka peluang besar bagi pengembangan sektor perikanan dan peningkatan perekonomian nasional.
Kesimpulannya, keberhasilan ekspor produk perikanan Indonesia ke Jepang menunjukkan potensi besar sektor perikanan dalam menopang perekonomian nasional. Pemerintah perlu terus mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produk, serta mengoptimalkan strategi pemasaran untuk memperkuat daya saing di pasar internasional. Pemantauan dan evaluasi kinerja ekspor secara berkala juga penting untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang yang ada, sehingga dapat diambil langkah-langkah strategis untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sumber:
- KBRI Tokyo (https://www.instagram.com/p/DFe_Eucx0kF/)
- Badan Pusat Statistik Indonesia (https://www.bps.go.id/id/exim)