Sorotan Perilaku Wisatawan Mancanegara di Bali: Desakan Pengawasan Lebih Ketat
Bali dalam Sorotan: Keluhan Warga Terhadap Perilaku Wisatawan Asing dan Tuntutan Pengawasan Lebih Ketat
Pulau Bali, yang dikenal sebagai destinasi wisata utama Indonesia, terus menarik minat wisatawan mancanegara. Namun, peningkatan jumlah kunjungan ini juga memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat lokal terkait perilaku sebagian wisatawan asing yang dinilai meresahkan.
Beberapa waktu lalu, insiden perusakan fasilitas klinik oleh seorang wisatawan asing memicu kemarahan dan ketakutan di antara pasien. Menanggapi situasi ini, seorang pengamat pariwisata dari Universitas Udayana menekankan perlunya peningkatan pengawasan oleh pemerintah. Menurutnya, permasalahan ini bukan hal baru dan mencakup berbagai pelanggaran, seperti wisatawan asing yang bekerja secara ilegal di sektor pariwisata, termasuk biro perjalanan dan transportasi daring. Ia mempertanyakan legalitas aktivitas mereka dan mendesak pengawasan yang lebih ketat terhadap wisatawan asing.
Sebelum pandemi, Bali mencatat angka kunjungan wisatawan asing mencapai 6,3 juta. Meskipun sempat mengalami penurunan drastis selama pandemi, sektor pariwisata Bali mulai pulih pada tahun 2024. Seiring dengan kebangkitan pariwisata, pertumbuhan properti juga semakin pesat. Namun, fenomena ini juga menimbulkan masalah baru, seperti banyaknya wisatawan yang memilih menginap di vila ilegal yang tidak berizin, sehingga merugikan negara dari segi pajak. Selain itu, praktik bisnis ilegal oleh wisatawan asing, seperti menyewa properti dengan harga murah dan kemudian menjualnya kembali dengan harga tinggi, semakin meresahkan.
Siska Bedah, seorang warga Bali yang pernah bekerja di industri pariwisata, membenarkan adanya perilaku semena-mena dari wisatawan asing. Ia menyoroti tindakan ugal-ugalan di jalan raya, seperti tidak memakai helm dan melanggar lalu lintas. Siska juga mengungkapkan kekhawatiran terkait praktik sewa-menyewa tanah yang tidak adil, di mana wisatawan asing menyewa lahan dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Muhammad Iqbal, seorang pengemudi yang sering mengantar wisatawan di Bali, juga merasakan dampak dari perilaku wisatawan asing yang tidak tertib. Ia sering menyaksikan wisatawan asing mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan, terutama di daerah Seminyak dan Canggu. Wayan, seorang pedagang aksesoris di Canggu, juga mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari wisatawan asing, seperti marah-marah karena tidak terima dengan harga barang dan bahkan merusak dagangan.
Kisah-kisah ini mencerminkan permasalahan yang lebih dalam terkait pengawasan dan penegakan hukum terhadap wisatawan asing di Bali. Diperlukan tindakan tegas dari pemerintah dan pihak terkait untuk menjaga ketertiban dan menghormati nilai-nilai budaya lokal, sehingga pariwisata Bali dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Daftar Poin-Poin yang Disoroti:
- Perilaku meresahkan wisatawan asing di Bali
- Desakan pengawasan lebih ketat dari pemerintah
- Praktik bisnis ilegal oleh wisatawan asing
- Tindakan ugal-ugalan di jalan raya
- Perlakuan tidak menyenangkan terhadap pedagang lokal