Pembentukan Karakter Siswa Bermasalah Melalui Pendidikan Militer di Purwakarta
Purwakarta menjadi lokasi implementasi program unik yang diinisiasi oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk memberikan pembinaan intensif kepada siswa SMA yang terlibat dalam berbagai tindakan kenakalan remaja, mulai dari tawuran hingga penyalahgunaan zat adiktif.
Inisiatif ini diwujudkan melalui kerjasama dengan Resimen Armed 1/Stira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta. Sebanyak 40 siswa terpilih akan mengikuti program pendidikan disiplin ala militer di barak militer tersebut. Program ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan cinta tanah air kepada para peserta. Pembentukan karakter yang kuat diharapkan dapat mengarahkan mereka ke jalan yang lebih positif dan konstruktif.
Proses penerimaan siswa ke dalam program ini melibatkan interaksi antara pihak pemerintah daerah dan orang tua siswa. Orang tua menyerahkan anak-anak mereka untuk dididik dan dibina oleh para instruktur militer yang berpengalaman. Lingga Yuda, seorang siswa kelas 9 yang memiliki riwayat terlibat tawuran, menjadi salah satu peserta program ini. Diharapkan, melalui pendidikan militer, Lingga dan siswa lainnya dapat mengembangkan potensi diri dan meraih cita-cita yang lebih tinggi, termasuk berkarir di bidang militer, kepolisian, atau instansi pemerintahan lainnya.
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, mengungkapkan bahwa tindakan tawuran yang melibatkan para siswa telah menimbulkan dampak yang serius, termasuk korban luka berat. Hal ini menjadi salah satu pendorong utama dilaksanakannya program pembinaan disiplin ini. Dengan memberikan pendidikan militer, diharapkan para siswa dapat belajar mengendalikan diri, menghargai orang lain, dan menghindari tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri maupun masyarakat.
Para siswa akan ditempatkan di barak militer yang telah dilengkapi dengan fasilitas memadai, seperti tempat tidur dan ruang makan. Mereka akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, termasuk latihan fisik, penyampaian sandi, dan latihan fokus. Program ini dirancang untuk menguji tekad dan kemauan para siswa dalam mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Pihak TNI menyatakan bahwa program ini terbuka bagi anak-anak yang sulit diatur oleh orang tua. Keluarga atau tetangga dapat melaporkan anak-anak yang bermasalah kepada Dinas Pendidikan, yang kemudian akan menjemput mereka untuk mengikuti pendidikan militer.