Keajaiban Biodiversitas Banyuwangi: Puluhan Rafflesia zollingeriana Ditemukan di Kalipuro

Kabupaten Banyuwangi kembali menunjukan kekayaan alamnya yang luar biasa dengan ditemukannya puluhan individu Rafflesia zollingeriana di kawasan Kalipuro. Penemuan ini menjadi kabar gembira bagi dunia konservasi, mengingat status bunga langka ini yang terancam punah.

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) mengonfirmasi penemuan tersebut dan menyebutnya sebagai fenomena alam yang menakjubkan. Rafflesia zollingeriana, spesies endemik Pulau Jawa, kembali hadir di tengah lebatnya hutan Banyuwangi, membuktikan bahwa ekosistem di wilayah ini masih terjaga dengan baik.

Pada tanggal 23 April 2025, tim gabungan dari Resor KSDA Wilayah 13 dan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan ekspedisi ke kaki Pegunungan Ijen. Hasilnya sungguh menggembirakan: mereka menemukan 36 titik koloni Rafflesia zollingeriana. Jumlah ini menjadikan Kalipuro sebagai salah satu habitat alami terpenting bagi kelangsungan hidup spesies ini.

Salah seorang yang turut mengabadikan momen langka ini adalah Bayu Catur Pamungkas, seorang fotografer asal Banyuwangi. Setelah bertahun-tahun menunggu dan beberapa kali mengalami kegagalan, akhirnya Bayu berhasil mengabadikan keindahan Rafflesia zollingeriana yang sedang mekar sempurna. Pengalaman ini menjadi sangat berharga baginya.

Bayu menceritakan pengalamannya mencari bunga langka tersebut. Sebelumnya, ia pernah mencoba memotret di Taman Nasional Meru Betiri, namun selalu gagal karena bunga sudah layu atau membusuk sebelum sempat diabadikan. Penantian panjangnya akhirnya membuahkan hasil.

"Pertama kali saya motret Rafflesia Zollingeriana pada 2013 di Taman Nasional Meru Betiri tapi gagal karena layu. Tahun 2022 juga pernah tapi sudah busuk, akhirnya saat ini saya bisa motret saat bunga baru mekar. Saya kagum," ungkap Bayu.

Rafflesia zollingeriana adalah tumbuhan parasit yang unik. Ia tidak memiliki batang, daun, atau akar, dan sepenuhnya bergantung pada tanaman inang untuk bertahan hidup. Bunga ini hanya muncul dalam bentuk kuncup atau bunga mekar. Meskipun memiliki aroma yang kurang sedap, menyerupai bau bangkai, keindahan Rafflesia zollingeriana tetap memukau siapa pun yang melihatnya.

Untuk mencapai lokasi bunga, Bayu dan tim harus melewati medan yang cukup berat. Perjalanan dimulai dari Desa Sumber Nanas, melintasi hutan dan sungai yang kering namun licin akibat hujan. Setelah dua jam trekking, mereka akhirnya tiba di lokasi dan dapat menyaksikan langsung keindahan bunga yang mekar.

Bayu, yang juga dikenal sebagai penulis buku tentang capung, berharap pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan potensi alam Banyuwangi. Ia berharap penemuan Rafflesia zollingeriana ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi lingkungan.

"Harapannya pemerintah aware lagi karena kita punya bunga langka yang tidak banyak tempat punya, bunga yang dinanti semua orang juga," pungkasnya.

Penemuan 36 titik Rafflesia zollingeriana di Kalipuro ini menjadi bukti bahwa Banyuwangi memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Keberadaan bunga langka ini harus dijaga dan dilestarikan agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.