Tragedi Rumpin: Keponakan Habisi Nyawa Bibi dengan Brutal

Kabupaten Bogor digegerkan dengan kasus pembunuhan seorang wanita bernama Suwanti di Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin. Ironisnya, pelaku pembunuhan tersebut adalah keponakan korban sendiri, Muhamad Zidan (25).

Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa (29/4) sekitar pukul 21.00 WIB. Jasad Suwanti ditemukan tergeletak di dalam kamar mandi rumahnya. Polisi yang segera melakukan penyelidikan berhasil meringkus Muhamad Zidan pada Rabu (30/4) sekitar pukul 15.00 WIB di Jl Raya Jakarta-Bogor. Saat penangkapan, pelaku diketahui sedang dalam perjalanan menuju Citereup, Bogor, dengan tujuan melarikan diri ke rumah seorang rekannya.

Menurut keterangan Kapolsek Rumpin, AKP Suyoko, motif pembunuhan diduga kuat dipicu oleh cekcok mulut yang berlarut-larut antara pelaku dan korban. Perselisihan yang tidak kunjung usai tersebut memicu dendam pada diri Zidan, yang kemudian berujung pada aksi keji.

"Motifnya karena cekcok mulut saja, karena ketidaksepahaman apa kali, mungkin cekcok dengan korban. Sehingga dia punya rasa dendam, berhari-hari (ditahan)," ungkap AKP Suyoko kepada wartawan.

Lebih lanjut, AKP Suyoko menjelaskan bahwa pelaku melakukan aksinya dengan menggunakan sebuah linggis. Zidan memukul kepala korban berkali-kali hingga pingsan, sebelum akhirnya membekapnya hingga tewas.

"(Korban) Lukanya kalau di bagian depan, di bagian jidat, pengakuan dia (pelaku) pukul satu kali menggunakan linggis, sehingga kelihatan lubangnya. Kemudian dia juga mengaku memukul kepala bagian belakang sebanyak enam kali," jelas AKP Suyoko.

Setelah melakukan pembunuhan, Zidan berusaha melarikan diri. Namun, berkat kesigapan aparat kepolisian, ia berhasil ditangkap dan kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

Diketahui bahwa Muhamad Zidan telah tinggal di rumah bibinya tersebut selama kurang lebih dua bulan, sejak seminggu sebelum bulan puasa. Kehadirannya di rumah korban ternyata menyimpan potensi konflik yang akhirnya meledak menjadi tragedi pembunuhan.

Kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga komunikasi dan menyelesaikan setiap permasalahan dengan kepala dingin, agar tidak berujung pada tindakan kekerasan yang merugikan semua pihak.