Banjir Pekanbaru: Ribuan Jiwa Terdampak, Warga Bertahan di Tenda Pengungsian Sementara
Banjir Pekanbaru: Ribuan Jiwa Terdampak, Warga Bertahan di Tenda Pengungsian Sementara
Luapan Sungai Siak telah mengakibatkan banjir besar di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, sejak Senin, 3 Maret 2025. Bencana alam ini telah merendam ribuan rumah dan menyebabkan lebih dari 14.200 jiwa terdampak. Kondisi darurat ini memaksa banyak warga untuk mengungsi ke tenda-tenda darurat yang didirikan di pinggir Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Meranti Pandak. Pantauan di lokasi menunjukkan barisan tenda-tenda yang dihuni oleh para pengungsi, sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga yang kehilangan tempat tinggal sementara.
Salah satu tenda yang dikunjungi tim reporter menggambarkan kondisi memprihatinkan para pengungsi. Di dalam tenda berukuran terbatas itu, puluhan orang dewasa, lansia, dan anak-anak hidup berdesakan, beralaskan tikar tipis. Maria (58), salah satu warga yang mengungsi bersama tujuh anggota keluarganya, menceritakan pengalaman traumatisnya. Banjir datang secara tiba-tiba, menenggelamkan rumahnya hingga ketinggian 80 sentimeter. Ia mengaku tidak sempat menyelamatkan sebagian besar pakaian dan barang-barang miliknya.
"Air datang mendadak," ujar Maria, sembari menyiapkan makanan berbuka puasa. "Pakaian banyak yang basah. Sekarang, kami terpaksa tinggal di tenda ini karena rumah masih terendam dan banyak lintah." Kondisi serupa dialami oleh banyak warga lainnya. Kesulitan akses menuju rumah dan kondisi rumah yang tidak layak huni karena masih tergenang air memaksa mereka bertahan di pengungsian. Roslaini (74), seorang lansia yang juga berada di tenda pengungsian, menceritakan penderitaannya. Kondisi kesehatannya yang terganggu karena penyakit asam urat semakin mempersulitnya untuk beraktivitas dalam kondisi darurat ini.
Kehidupan di tenda pengungsian dipenuhi dengan tantangan. Selain keterbatasan ruang dan fasilitas, akses terhadap air bersih juga menjadi kendala besar. Untuk memenuhi kebutuhan makan, para pengungsi bergantung sepenuhnya pada bantuan dari berbagai pihak. Setiap bantuan makanan yang datang, baik untuk berbuka puasa maupun sahur, dibagi rata di antara mereka. Maria menyebutkan bahwa mereka menerima bantuan dari Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, namun bantuan air bersih masih sangat dibutuhkan.
Kondisi memprihatinkan ini menunjukkan urgensi bantuan yang lebih besar untuk para korban banjir di Pekanbaru. Meskipun sebagian warga telah mengungsi ke posko pengungsian, namun masih banyak yang bertahan di rumah mereka, menghadapi risiko kesehatan dan keamanan yang semakin meningkat. Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk meningkatkan koordinasi dan percepatan penyaluran bantuan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih, makanan, dan layanan kesehatan bagi para pengungsi. Selain itu, upaya jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir di daerah tersebut juga perlu segera dikaji dan ditindaklanjuti untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang. Perhatian dan kepedulian dari seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk meringankan beban para korban dan membantu mereka untuk kembali pulih dari musibah ini.
Kondisi terkini banjir di Pekanbaru masih terus meluas.