Hasil Pemeriksaan: Siswa SD yang Dibanting Saat Turnamen Futsal di Surabaya Tidak Mengalami Retak Tulang Ekor
Siswa SD di Surabaya Dipastikan Tidak Mengalami Retak Tulang Ekor Pasca Insiden Pembantingan
Kepolisian Surabaya telah memberikan klarifikasi terkait kondisi seorang siswa kelas 5 SD (Sekolah Dasar) yang menjadi korban pembantingan oleh pelatih futsal tim lawan dalam sebuah turnamen di Surabaya. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis yang komprehensif, tidak ditemukan adanya indikasi retak tulang ekor pada siswa tersebut, sebagaimana yang sebelumnya dikhawatirkan.
Iptu Eddie Octavianus Mamoto, selaku Kanit Pelayanan dan Perlindungan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, mengungkapkan keterkejutannya ketika mendengar klaim dari ayah korban mengenai potensi retak tulang ekor. Menanggapi hal ini, pihak kepolisian segera melakukan koordinasi dengan rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang secara menyeluruh, termasuk melalui rontgen. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada fraktur atau keretakan pada tulang ekor siswa tersebut. Anak tersebut dalam kondisi sehat.
"Saya kaget juga, ayah korban bisa bicara seperti itu (retak tulang ekor)," kata Iptu Eddie. "Tapi kalau dia bicara seperti itu, kami kemarin datang ke rumah sakit untuk pengecekan ulang, pengecekan rontgen lagi, tapi enggak retak kok, anaknya sehat," imbuhnya.
Siswa berinisial BAI (11) tersebut sebelumnya telah menjalani pemeriksaan di beberapa rumah sakit di Surabaya, termasuk RS Al Irsyad dan RSUD dr. Soetomo. Penyidik juga membawa hasil pemeriksaan ke RS Bhayangkara. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya ketegangan otot yang diduga disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan saat bermain futsal. Diketahui bahwa BAI bermain futsal hingga babak semifinal dan memenangkan pertandingan. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kerusakan tulang.
Oleh karena itu, pihak kepolisian menduga bahwa ayah korban mungkin menerima informasi yang kurang akurat sebelum hasil pemeriksaan tulang keluar. "(Hasilnya) menjelaskan bahwa pada kejadian (bantingan) itu tidak ada retak tulang. Bapaknya ngomong seperti itu mungkin belum menerima hasilnya, pas pertama kali mengantar anaknya," ujar Iptu Eddie.
Kronologi Kejadian
Insiden ini bermula dari beredarnya video yang memperlihatkan sekelompok anak-anak berseragam hijau merayakan kemenangan di dekat tenda. Tiba-tiba, seorang pria berpakaian dan bertopi hitam menghampiri mereka dan mendorong salah seorang anak hingga terjatuh. Pria tersebut juga terlihat menunjuk anak yang terjatuh. Aksi ini memicu ketegangan dan intervensi dari wasit serta orang lain yang berada di lokasi.
Kejadian tersebut terjadi pada pertandingan semifinal antara MI Alhidayah dan SD Simolawang KIP di SMP Labschool Unesa. Menurut informasi dari akun Instagram @surabayakabarmetro, pertandingan berjalan dengan normal dan tidak ada indikasi permainan kasar dari kedua tim. MI Alhidayah memenangkan pertandingan dan para pemain merayakan kemenangan di depan penonton dan pendukung sekolah.
Sebelumnya, akun tersebut juga menyebutkan bahwa korban mengalami trauma dan keretakan tulang ekor akibat insiden tersebut. Namun, hasil pemeriksaan medis membuktikan sebaliknya.
Pernyataan Tambahan:
Pihak kepolisian akan terus mendalami kasus ini untuk mengetahui motif pelaku dan memastikan keamanan serta kenyamanan anak-anak dalam setiap kegiatan olahraga. Diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.