Piramida Karazhartas: Mengungkap Peradaban Zaman Perunggu Akhir di Kazakhstan

Piramida Karazhartas: Mengungkap Peradaban Zaman Perunggu Akhir di Kazakhstan

Penemuan arkeologi yang monumental telah mengungkap rahasia peradaban Zaman Perunggu Akhir di Kazakhstan. Terletak di wilayah Karaganda, di sepanjang Sungai Taldy, sebuah piramida berusia lebih dari 3.000 tahun, dikenal sebagai Piramida Karazhartas, telah digali oleh tim gabungan dari Museum Nasional Kazakhstan dan Universitas Karaganda, dipimpin oleh sejarawan Serhan Cinar dan arkeolog Aybar Kasenali. Struktur ini, yang awalnya tersembunyi di bawah hamparan padang rumput yang luas, kini memberikan wawasan yang tak ternilai tentang budaya Begazy-Dandibay yang misterius.

Piramida Karazhartas, dengan ukuran sekitar 19 meter kali 30 meter, merupakan salah satu struktur pemakaman terbesar yang diketahui dari periode Zaman Perunggu Akhir. Meskipun tingginya hanya 1,5 meter, konstruksinya yang rumit, berupa lapisan-lapisan seperti anak tangga, menunjukkan tingkat kecanggihan teknologi dan kemampuan organisasi masyarakat Begazy-Dandibay. Penggunaan batu-batu yang dipotong dengan presisi menunjukkan kemampuan metalurgi dan pemahaman geometri yang luar biasa, menandakan status sosial tinggi individu yang dimakamkan di dalamnya. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Queen, Inggris, telah menentukan usia piramida tersebut antara abad ke-15 hingga ke-14 SM, secara definitif menempatkannya pada Zaman Perunggu Akhir.

Penggalian telah menghasilkan sejumlah artefak penting. Di dalam sarkofagus yang terletak di jantung piramida, para arkeolog menemukan tengkorak yang diyakini sebagai seorang penguasa Begazy-Dandibay. Temuan lain termasuk mata panah perunggu, pecahan tembikar, dan tulang-tulang hewan yang tersebar di seluruh struktur, yang mengindikasikan adanya upacara pemakaman yang kompleks dan simbolis. Artefak-artefak ini, bersama dengan analisis sisa-sisa organik, membantu para peneliti merekonstruksi kehidupan sehari-hari, praktik keagamaan, dan struktur sosial masyarakat ini.

Lebih jauh lagi, penggalian mengungkapkan keberadaan pemukiman proto-kota Kent yang terletak di dekat piramida. Membentang seluas 15 hektar, Kent menunjukkan adanya urbanisasi yang terencana dengan baik, lengkap dengan gerbang berliku, parit, tembok pelindung, jaringan jalan terorganisir, dan sistem pengumpulan air yang efisien. Penemuan altar-altar pengorbanan di dekat Kent memberikan bukti tambahan tentang praktik keagamaan budaya Begazy-Dandibay, yang, seperti yang dijelaskan oleh Cinar, melibatkan persembahan kepada benda-benda langit dan roh pelindung 'ongun'.

Kesimpulannya, penemuan Piramida Karazhartas dan pemukiman Kent memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang peradaban Begazy-Dandibay. Masyarakat semi-sedentary ini, yang menguasai metalurgi dan perdagangan, telah membangun sebuah peradaban yang kompleks dengan hierarki sosial yang jelas, praktik keagamaan yang unik, dan kemampuan perencanaan urban yang canggih. Penemuan ini menandai tonggak penting dalam pemahaman kita tentang sejarah Zaman Perunggu Akhir di Asia Tengah, dan membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut yang akan semakin mengungkap rahasia peradaban yang luar biasa ini. Para peneliti berharap untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang kehidupan dan budaya Begazy-Dandibay di masa mendatang melalui analisis yang lebih mendalam terhadap artefak dan situs arkeologi yang terkait.