Indonesia Mengincar Pasar Ekspor Tuna Baru di Tengah Ketegangan Perdagangan Global

Indonesia berambisi memperluas jangkauan ekspor tuna ke berbagai belahan dunia, termasuk Eropa, Tiongkok, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika perdagangan global, termasuk kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kebijakan tarif AS tersebut secara tidak langsung memotivasi Indonesia untuk mencari alternatif pasar ekspor.

Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya, Trian Yunanda, menyatakan bahwa sebelum adanya kebijakan tarif dari AS, ekspor tuna Indonesia ke negara tersebut sudah menghadapi berbagai hambatan tarif. Oleh karena itu, diversifikasi pasar menjadi strategi penting untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan volume ekspor tuna Indonesia. "Peluang pasar baru seperti Timur Tengah, Jepang, dan Tiongkok sangat menjanjikan," ujar Trian dalam sebuah diskusi di Jakarta.

Selain membidik pasar-pasar potensial di Asia dan Timur Tengah, pemerintah juga berencana untuk memperkuat penetrasi pasar Eropa. Diversifikasi pasar ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada satu atau dua negara tujuan ekspor saja, sehingga lebih tahan terhadap gejolak ekonomi dan politik global.

Lebih lanjut, Trian Yunanda menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah produk tuna Indonesia. Pemerintah berupaya mendorong industri perikanan untuk tidak hanya menjual tuna dalam bentuk beku, tetapi juga produk-produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Kualitas produk, mutu, dan legalitas juga menjadi fokus utama untuk memenuhi standar pasar internasional yang semakin ketat.

Indonesia saat ini dikenal sebagai salah satu produsen tuna terbesar di dunia. Data dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa hasil tangkapan tuna Indonesia mencapai 752.118 ton, melampaui negara-negara seperti Taiwan, Jepang, dan Ekuador. Meskipun demikian, Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor utama perikanan Indonesia, dengan nilai ekspor tuna mencapai 1,03 miliar dollar AS pada tahun 2024.

Berikut adalah poin-poin penting yang diungkapkan:

  • Diversifikasi Pasar: Pemerintah berencana melakukan diversifikasi pasar komoditas tuna, terutama ke pasar Eropa.
  • Nilai Tambah Produk: Pemerintah bisa memberikan added value atau nilai tambah kepada produk tuna.
  • Data FAO 2022: Indonesia mencatatkan hasil tangkapan tuna mencapai 752.118 ton, mengalahkan Taiwan, Jepang, hingga Ekuador.
  • Ekspor Tahun 2024: AS menjadi negara pertama tujuan ekspor hasil perikanan Indonesia, dengan tuna menyumbang 1,03 miliar dollar AS.