Kasus Pembantingan Siswa SD oleh Pelatih Futsal di Surabaya: Perdamaian Tercapai, Laporan Dicabut

Kasus dugaan kekerasan yang melibatkan seorang pelatih futsal dan seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Surabaya telah menemui titik terang. Insiden yang sempat viral di media sosial ini, di mana sang pelatih diduga membanting siswa saat turnamen futsal, berakhir dengan kesepakatan damai antara kedua belah pihak.

Unit Pelayanan dan Perlindungan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya memfasilitasi mediasi antara keluarga korban, yang diwakili oleh BAI (11), dan terlapor, BAZ (30), pada Selasa, 29 April 2025. Pertemuan ini memberikan ruang bagi kedua belah pihak untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik.

"Kedua belah pihak, baik pelapor maupun terlapor, mengajukan permohonan untuk mediasi. Kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertemu dan berdialog," ujar Iptu Eddie Octavianus Mamoto, Kanit PPA Polrestabes Surabaya, pada Rabu, 30 April 2025.

Setelah melalui perbincangan yang konstruktif, keluarga BAI dan BAZ mencapai kesepakatan damai. Beberapa pertimbangan menjadi dasar keputusan ini, termasuk fakta bahwa BAI masih berada di lingkungan PPA Polrestabes Surabaya dan kedua belah pihak saling mengenal.

"Mereka sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. Dengan berbagai pertimbangan, termasuk keberadaan anak (BAI) di ruang PPA Polrestabes Surabaya, dan fakta bahwa mereka saling mengenal," jelas Iptu Eddie.

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan damai ini, keluarga siswa kelas 5 SD tersebut memutuskan untuk mencabut laporan mereka pada hari yang sama. Dengan pencabutan laporan ini, seluruh pihak sepakat untuk tidak melanjutkan perkara tersebut ke ranah hukum.

"Mereka (korban dan terduga pelaku) telah mencapai kesepakatan damai, dan kami menghormati keputusan tersebut. Pencabutan laporan telah dilakukan kemarin sore. Namun, kami tetap harus melalui proses gelar perkara sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku untuk pencabutan laporan," imbuh Iptu Eddie.

Insiden Viral di Media Sosial

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan insiden tersebut beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat sekelompok anak-anak yang mengenakan jersey hijau sedang merayakan kemenangan dengan gestur telapak tangan di belakang telinga. Tiba-tiba, seorang pria berkemeja dan bertopi hitam berlari ke arah mereka dan mendorong salah satu anak hingga tersungkur ke tanah.

Pria tersebut juga terlihat menunjuk anak yang terjatuh. Kejadian ini memicu reaksi dari sejumlah orang di sekitar lokasi, termasuk dua wasit, dan suasana menjadi tegang.

Akun Instagram @surabayakabarmetro melaporkan bahwa insiden tersebut terjadi saat pertandingan semifinal antara MI Alhidayah dan SD Simolawang KIP di SMP Labschool Unesa, Jl. Kawung, pada Minggu, 27 April 2025.

"Pertandingan berjalan normal tanpa adanya permainan kasar dari kedua tim. MI Alhidayah memenangkan pertandingan dan para pemainnya merayakan kemenangan di depan penonton dan suporter sekolah," tulis akun @surabayakabarmetro.

Akun tersebut juga menambahkan bahwa korban mengalami trauma akibat insiden tersebut dan diduga mengalami keretakan tulang ekor.