Nuryadin, seorang pria berusia 50 tahun, berbagi pengalamannya dalam menghadapi kesulitan mencari pekerjaan di tengah persaingan pasar kerja yang semakin ketat di Jakarta. Sejak diberhentikan dari pekerjaannya di sebuah toko elektronik pada November 2024 lalu, Nuryadin merasakan langsung bagaimana usia menjadi penghalang utama dalam mendapatkan pekerjaan baru.

Pengalaman pahit ini dialami Nuryadin setelah dua tahun bekerja di sebuah toko elektronik di kawasan Senayan. Ia menduga, tidak tercapainya target penjualan menjadi alasan utama kontrak kerjanya tidak diperpanjang. Meskipun demikian, Nuryadin tidak menyerah dan terus berusaha mencari peluang kerja baru.

Sebagai bagian dari usahanya, Nuryadin mengunjungi Jakarta Job Fair 2025 yang diadakan di GOR Cilandak Barat. Ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti acara bursa kerja setelah menganggur selama lima bulan. "Dulu cari kerja tidak sesulit ini," ujarnya, menggambarkan perubahan signifikan dalam pasar kerja.

Nuryadin menceritakan pengalamannya melamar di berbagai perusahaan. Ia kerap menghadapi kendala saat memasuki tahap penempatan atau melalui perusahaan outsourcing. Usia menjadi faktor penentu yang membuat perusahaan enggan merekrutnya. "Sudah oke dari outsourcing, tapi begitu sampai penempatan, usia jadi penghambat," ungkapnya dengan nada kecewa.

Menurutnya, perusahaan cenderung memilih tenaga kerja yang lebih muda karena dianggap lebih produktif dan belum memiliki banyak tanggungan keluarga. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memberikan gaji yang lebih rendah.

Informasi mengenai Jakarta Job Fair 2025 diperoleh Nuryadin dari adiknya dan melalui internet. Sebagai seorang ayah, Nuryadin merasa memiliki tanggung jawab besar terhadap anaknya, meskipun telah berpisah dengan istrinya. "Kita kan sekarang sendiri-sendiri, tanggung jawab paling ke anak," tuturnya.

Selain mengikuti bursa kerja, Nuryadin juga sempat mencoba peruntungannya dengan mendaftar sebagai Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Balai Kota Provinsi DKI Jakarta. Batasan usia yang relatif fleksibel membuatnya mencoba pekerjaan ini, meskipun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. "Kemarin ikut daftar PPSU, ramai sekali," katanya.

Jakarta Job Fair 2025 yang diadakan selama dua hari, dari tanggal 29 hingga 30 April 2025, menawarkan sekitar 4.800 lowongan pekerjaan dari 27 perusahaan. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta, Hari Nugrohi, berharap kegiatan ini dapat menyerap minimal 70 persen dari jumlah pendaftar yang hadir.

Kisah Nuryadin menjadi cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh para pencari kerja berusia di atas 50 tahun. Diskriminasi usia di pasar kerja masih menjadi isu serius yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait. Pemberdayaan tenaga kerja usia produktif dan peningkatan keterampilan menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.

Jakarta Job Fair 2025 diharapkan menjadi salah satu solusi untuk menjembatani kesenjangan antara pencari kerja dan perusahaan. Namun, perlu ada upaya yang lebih komprehensif untuk menciptakan pasar kerja yang inklusif dan adil bagi semua kalangan usia.

Daftar Rincian Pengalaman Nuryadin:

• Pekerjaan Terakhir: Toko Elektronik di Senayan, Jakarta Pusat
• Lama Bekerja: 2 Tahun
• Alasan Pemberhentian: Diduga tidak mencapai target penjualan
• Upaya Pencarian Kerja:
  • Melamar di berbagai perusahaan melalui outsourcing
  • Mengikuti Jakarta Job Fair 2025
  • Mendaftar sebagai Petugas PPSU
• Hambatan: Usia
• Harapan: Mendapatkan pekerjaan yang layak untuk memenuhi tanggung jawab terhadap anak

Pernyataan Pejabat Pemerintah:

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta Hari Nugrohi berharap, kegiatan ini dapat menyerap 70 persen dari pendaftar pekerja yang hadir. 

“Dan serapannya tentunya kita harapkan minimal 70% yang daftar tuh bisa keserap menjadi pelamar yang bisa diterima di job fair,” kata Hari kepada awak media setelah pembukaan acara Jakarta Job Fair 2025 di GOR Cilandak Barat, Selasa (29/4/2025).