Mengungkap Struktur Kepemilikan dan Gurita Bisnis Bank Central Asia (BCA)
Bank Central Asia (BCA), sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, memiliki struktur kepemilikan yang menarik untuk diulas. Sebagai perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan saham BCA tersebar di berbagai investor.
Mayoritas saham BCA saat ini dikendalikan oleh PT Dwimuria Investama Andalan (PT DIA), yang terafiliasi dengan Grup Djarum. PT DIA memegang 54,94% saham BCA, setara dengan 67.729.530.000 lembar saham. Sisanya, 45,06% atau 55.545.100.000 lembar saham, dimiliki oleh publik. Dari sisi investor, kepemilikan terbagi antara investor domestik (individu 4,12%, institusi 4,86%) dan investor asing (0,004% individu asing, 36,08% institusi asing).
Sosok di balik PT Dwimuria Investama Andalan adalah Robert Budi Hartono dan Michael Hartono, dua bersaudara yang dikenal sebagai tokoh penting di dunia bisnis Indonesia. Keduanya secara konsisten masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia, bahkan dunia. Data dari Forbes Real Time Billionaires menempatkan Budi Hartono di peringkat 92 orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih mencapai 21,8 miliar dollar AS, sementara Michael Hartono berada di peringkat 97 dengan kekayaan 20,9 miliar dollar AS.
Kerajaan Bisnis Hartono Bersaudara
Sumber kekayaan Hartono bersaudara tidak hanya berasal dari BCA. Grup Djarum, produsen rokok terkemuka, menjadi salah satu pilar utama kerajaan bisnis mereka. Selain rokok, Hartono bersaudara juga memiliki bisnis elektronik melalui Polytron, yang memproduksi berbagai perangkat elektronik seperti televisi, AC, dan kulkas.
Berikut adalah beberapa bisnis utama yang menjadi sumber kekayaan Hartono bersaudara:
- Industri Rokok: Grup Djarum merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
- Perbankan: Kepemilikan mayoritas saham di Bank Central Asia (BCA) memberikan kontribusi signifikan terhadap kekayaan mereka.
- Elektronik: Melalui Polytron, mereka terjun ke industri elektronik dengan memproduksi berbagai perangkat.
- Agrobisnis: Hartono bersaudara juga merambah sektor agrobisnis dengan membuka perkebunan kelapa sawit di Kalimantan di bawah bendera Hartono Plantation Indonesia (HPI).
- Infrastruktur Telekomunikasi: Mereka memiliki saham di PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui PT Sapta Adhikari Investama.
Melalui GDP Venture, Grup Djarum juga aktif berinvestasi di berbagai perusahaan rintisan (startup) besar di Indonesia, termasuk:
- Gojek (transportasi online)
- Blibli (e-commerce)
- Tiket.com (platform pemesanan tiket)
- Halodoc (platform kesehatan)
- Berbagai media online seperti Kumparan, IDN Times, dan lainnya.
Diversifikasi bisnis yang luas ini menunjukkan bahwa Hartono bersaudara memiliki pengaruh yang besar dalam berbagai sektor ekonomi di Indonesia.